Kamis, 11 Juni 2015

Pendidikan di daerah terpencil






MAKALAH MASALAH PENDIDIKAN
“ PENDIDIKAN DI  DAERAH TERPENCIL DI INDONESIA”



unika 3.JPG





0LEH

NAMA            : PRISCHA YUNIARLIN HANING
NO REG.        : 151 12 052
KELAS           : B
SEMESTER   : 1
MK                 : PENGANTAR ILMU PENDIDIKAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI KIMIA
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA
KUPANG
2012


BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
            Wilayah Indonesia terdiri atas ribuan pulau dan memiliki beragam suku bangsa dengan kekayaan adat yang berbeda-beda. Indonesia merupakan negara kepulauan sehingga jika di kaitkan dengan pendidikan, hanya pendidikan di wilayah atau daerah yang dapat di jangkau pemerintah pusat dan pemerintah daerah sajalah yang di perhatikan, sedangkan pendidikan di daerah-daerah terpencil terabaikan atau tidak mendapat perhatian. Hal hasilnya masyarakat di daerah terpencil kurang atau bahkan tidak pernah merasakan bangku pendidikan yang sempurna, selayaknya masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan.
            Kebanyakan pemerintah hanya mengutarakan janji-janji untuk meningkatkan kualitas pendidikan terkhususnya di daerah terpencil, namun kenyataannya masih banyak sekolah-sekolah di daerah terpencil yang sarana dan prasarana pendukung jalannya proses pembelajaran tidak layak untuk digunakan. Misalnya  atap sekolah yang sudah hampir roboh, dinding sekolah yang sudah retak, meja dan bangku yang di gunakan peserta didik hampir patah, serta kurangnya tenaga pengajar. Salah satunya di NTT, seorang Ibu yang bernama Lastri, guru kelahiran Kampung Ruteng, Desa Ligur Lai, Kecamatan Elar, Kabupaten Manggarai Timur yang mengabdikan dirinya di salah satu sekolah di daerah terpencil di kampung halamannya. Di desa tersebut mereka hanya menggunakan kapela sebagai tempat proses belajar mengajar dengan fasilitas apa adanya.
            Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengangkat sebuah makalah dengan judul “Masalah Pendidikan di Daerah Terpencil di Indonesia”.
                                
B.      Masalah
Adapun masalah yang akan di bahas sebagai berikut:
1.      Masalah-masalah apa saja yang terjadi dalam dunia pendidikan di daerah terpencil di Indonesia?
2.      Solusi apa saja yang dapat di berikan untuk mengatasi masalah-masalah pendidikan yang terjadi di daerah terpencil di Indonesia?
C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui masalah-masalah apa saja yang terjadi dalam dunia pendidikan di daerah terpencil di Indonesia.
2.      Untuk mengetahui solusi-solusi  yang dapat di berikan untuk mengatasi masalah-masalah pendidikan yang terjadi di daerah terpencil di Indonesia.
D.     Manfaat
            Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia dan untuk mengetahui masalah-masalah yang terjadi dalam dunia pendidikan di daerah terpencil di Indonesia serta solusi dari masalah-masalah pendidikan tersebut.

                                                                 






BAB II
PEMBAHASAN

A.    MASALAH-MASALAH YANG MEMPENGARUHI DUNIA PENDIDIKAN DI DAERAH TERPENCIL DI INDONESIA
1.      Pengertian dan Masalah Umum Pendidikan
            Pendidikan merupakan wadah penting yang menjadi titik krusial pembentukan mental, spiritual, sekaligus intelektualitas bagi generasi bangsa. Berbicara mengenai pendidikan di Indonesia memang tiada henti-hentinya. Mulai dari prestasi-prestasi peserta didik di tingkat nasional maupun internasional hingga rendahnya kualitas dan mutu pendidikan di daerah terpencil. Rendahnya kualitas dan mutu pendidikan di daerah terpencil di sebabkan karena adanya permasalahan-permasalahan di dunia pendidikan. Permasalahan pendidikan merupakan suatu kendala yang menghalangi tercapainya tujuan pendidikan. Pada bab ini akan dibahas beberapa hal yang merupakan permasalahan pendidikan di Indonesia.
Adapun permasalahan umum yang sering terjadi dalam dunia pendidikan sebagai berikut:
a.      Pemerataan Pendidikan
            Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata pemerataan berasal dari kata dasar rata, yang berarti: 1) meliputi seluruh bagian, 2) tersebar kesegala penjuru, dan 3) sama-sama memperoleh jumlah yang sama. Sedangkan kata pemerataan berarti proses, cara, dan perbuatan melakukan pemerataan. Jadi dapat disimpulkan bahwa pemerataan pendidikan adalah suatu proses, cara dan perbuatan melakukan pemerataan terhadap pelaksanaan pendidikan, sehingga seluruh lapisan masyarakat dapat merasakan pelaksanaan pendidikan.
Pelaksanaan pendidikan yang merata adalah pelaksanaan program pendidikan yang dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya bagi seluruh warga negara Indonesia untuk dapat memperoleh pendidikan. Pemerataan dan perluasan pendidikan atau biasa disebut perluasan kesempatan belajar merupakan salah satu sasaran dalam pelaksanaan pembangunan nasional. Hal ini dimaksudkan agar setiap orang mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan. Kesempatan memperoleh pendidikan tersebut tidak dapat dibedakan menurut  jenis kelamin, status sosial, agama, suku dan ras, maupun letak lokasi geografis.
Dalam propernas tahun 2000-2004 yang mengacu kepada GBHN 1999-2004 mengenai kebijakan pembangunan pendidikan pada poin pertama menyebutkan 
“Mengupayakan perluasan dan pemeraatan memperoleh pendidikan yang bermutu tinggi bagi seluruh rakyat Indonesia menuju terciptanya Manusia Indonesia berkualitas tinggi dengan peningkatan anggaran pendidikan secara berarti‘‘. Dan pada salah satu tujuan pelaksanaan pendidikan Indonesia adalah untuk  pemerataan kesempatan mengikuti pendidikan bagi setiap warga negara.
Dari penjelasan tersebut dapat dilihat bahwa Pemerataan Pendidikan merupakan tujuan pokok yang akan diwujudkan. Jika tujuan tersebut tidak dapat dipenuhi, maka pelaksanaan pendidikan belum dapat dikatakan berhasil. Hal inilah yang menyebabkan masalah pemerataan pendidikan sebagai suatu masalah yang paling rumit untuk ditanggulangi.
Permasalahan pemerataan dapat terjadi karena kurang terorganisirnya koordinasi antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, bahkan hingga daerah terpencil sekalipun. Hal ini menyebabkan terputusnya komunikasi antara pemerintah pusat dengan daerah. Selain itu masalah pemerataan pendidikan juga terjadi karena kurang berdayanya suatu lembaga pendidikan untuk melakukan proses pendidikan, ini bisa terjadi karena kontrol pendidikan yang dilakukan pemerintah pusat dan daerah tidak menjangkau daerah-daerah terpencil. Sehingga hal ini akan mengakibatkan mayoritas penduduk Indonesia yang dalam usia sekolah, tidak dapat mengenyam pelaksanaan pendidikan yang sempurna sebagaimana yang diharapkan.
Permasalahan pemerataan pendidikan dapat ditanggulangi dengan menyediakan fasilitas dan sarana belajar bagi setiap lapisan masyarakat yang wajib mendapatkan pendidikan. Pemberian sarana dan prasrana pendidikan yang dilakukan pemerintah sebaiknya dikerjakan setransparan mungkin, sehingga tidak ada oknum yang dapat mempermainkan program yang dijalankan tersebut.
b.      Mutu dan Relevansi Pendidikan
            Mutu sama halnya dengan memiliki kualitas dan bobot. Jadi pendidikan yang bermutu yaitu pelaksanaan pendidikan yang dapat menghasilkan tenaga profesional sesuai dengan kebutuhan negara dan bangsa pada saat ini. Sedangkan relevan berarti bersangkut paut, kait mangait, dan berguna secara langsung.
            Sejalan dengan proses pemerataan pendidikan, peningkatan mutu untuk setiap jenjang pendidikan melalui persekolahan juga dilaksanakan. Peningkatan mutu ini diarahkan kepada peningkatan mutu masukan dan lulusan, proses pembelajaran, guru, sarana dan prasarana, serta anggaran yang digunakan untuk menjalankan pendidikan.
            Rendahnya mutu dan relevansi pendidikan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor terpenting yang mempengaruhinya adalah mutu proses pembelajaran yang belum mampu menciptakan proses pembelajaran yang berkualitas. Hasil-hasil pendidikan juga belum didukung oleh sistem pengujian dan penilaian yang melembaga dan independen sehingga mutu pendidikan tidak dapat dimonitor secara objektif dan teratur. Uji banding antara mutu pendidikan suatu daerah dengan daerah lain belum dapat dilakukan sesuai dengan yang diharapkan. Sehingga hasil-hasil penilaian pendidikan belum berfungsi untuk penyempurnaan proses dan hasil pendidikan.
            Selain itu, kurikulum sekolah yang terstruktur dan bersyarat menjadikan proses belajar menjadi kaku dan tidak menarik. Pelaksanaan pendidikan seperti ini tidak mampu memupuk kreatifitas siswa untuk belajar secara efektif. Sistem yang berlaku pada saat sekarang ini juga tidak mampu membawa pendidik untuk melakukan pembelajaran serta pengelolaan belajar menjadi lebih inovatif.
            Akibat dari pelaksanaan pendidikan tersebut adalah menjadikan sekolah cenderung kurang fleksibel dan tidak mudah berubah seiring dengan perubahan waktu dan masyarakat. Pada pendidikan tinggi, pelaksanaan kurikulum ditetapkan pada penentuan cakupan materi yang ditetapkan secara terpusat, sehingga perlu dilaksanakan perubahan kearah kurikulum yang berbasis kompetensi, dan lebih peka terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
            Rendahnya mutu dan relevansi pendidikan juga disebabkan oleh rendahnya kualitas tenaga pengajar. Penilaian dapat dilihat dari kualifikasi belajar yang dapat dicapai oleh guru dan dosen tersebut. Dibanding negara berkembang lainnya, maka kualitas tenaga pengajar pendidikan tinggi di Indonesia memiliki masalah yang sangat mendasar. Melihat permasalahan tersebut, maka dibutuhkanlah kerja sama antara lembaga pendidikan dengan berbagai organisasi masyarakat. Pelaksanaan kerja sama ini dapat meningkatkan mutu pendidikan. Dapat di lihat jika suatu lembaga tinggi melakukan kerja sama dengan lembaga penelitian atau industri, maka kualitas dan mutu dari peserta didik dapat ditingkatkan, khususnya dalam bidang akademik seperti  tekonologi industri.


c.       Efisiensi dan Efektifitas Pendidikan
            Sesuai dengan pokok permasalahan pendidikan yang ada selain sasaran pemerataan pendidikan dan peningkatan mutu pendidikan, maka ada satu masalah lain yang dianggap penting dalam pelaksanaan pendidikan yaitu efisiensi dan efektifitas pendidikan. Permasalahan efisiensi pendidikan dipandang dari segi internal pendidikan, maksud dari efisiensi adalah apabila sasaran dalam bidang pendidikan dapat dicapai secara efisien atau berdaya guna. Artinya pendidikan akan dapat memberikan hasil yang baik dengan tidak menghamburkan sumber daya yang ada seperti uang, waktu, tenaga dan sebagainya.
            Pelaksanaan proses pendidikan yang efisien adalah apabila pendaya gunaan sumber daya seperti waktu, tenaga dan biaya tepat sasaran, dengan lulusan dan produktifitas pendidikan yang optimal. Sekarang ini, pelaksanaan pendidikan di Indonesia jauh dari efisien, dimana pemanfaatan segala sumber daya yang ada tidak menghasilkan lulusan yang diharapkan. Contohnya saja banyak pengangguran di Indonesia dikarenakan kualitas dan mutu pendidikan yang telah mereka peroleh. Pendidikan yang mereka peroleh tidak menjamin mereka untuk mendapat pekerjaan sesuai dengan jenjang pendidikan yang mereka jalani.
            Pendidikan yang efektif adalah pelaksanaan pendidikan dimana hasil yang dicapai sesuai dengan rencana atau program yang telah ditetapkan sebelumnya. Jika rencana belajar yang telah dibuat oleh dosen dan guru tidak terlaksana dengan sempurna, maka pelaksanaan pendidikan tersebut tidak efektif.
            Tujuan dari pelaksanaan pendidikan adalah untuk mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sedini mungkin, terarah, terpadu dan menyeluruh melalui berbagai upaya.  Dari tujuan tersebut, pelaksanaan pendidikan Indonesia menuntut untuk menghasilkan peserta didik yang memeiliki kualitas SDM yang baik untuk menghadapi segala perubahan yang terjadi di lingkungan sekitar atau pun dunia. Ketidakefektifan pelaksanaan pendidikan tidak akan mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas. Melainkan akan menghasilkan lulusan yang tidak diharapkan. Keadaan ini akan menghasilkan masalah lain seperti pengangguran.
            Penanggulangan masalah pendidikan ini dapat dilakukan dengan peningkatan kulitas tenaga pengajar. Jika kualitas tenaga pengajar baik, bukan tidak mungkin akan meghasilkan lulusan atau produk pendidikan yang siap untuk menghadapi dunia kerja. Selain itu, pemantauan penggunaan dana pendidikan dapat mendukung pelaksanaan pendidikan yang efektif dan efisien. Kelebihan dana dalam pendidikan lebih mengakibatkan tindak kriminal korupsi dikalangan pejabat pendidikan. Pelaksanaan pendidikan yang lebih terorganisir dengan baik juga dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi pendidikan. Pelaksanaan kegiatan pendidikan seperti ini akan lebih bermanfaat dalam usaha penghematan waktu dan tenaga.
2.      Masalah Pendidikan di Daerah Terpencil di Indonesia
            Pendidikan merupakan bagian yang sangat penting untuk perkembangan suatu negara. Pendidikan menyiapkan sumber daya manusia yang nantinya akan meneruskan dan memajukan suatu negara. Kita tahu Indonesia merupakan negara yang sangat kaya akan Sumber Daya Alam (SDA), namun sumber daya alam itu akan sia-sia atau tidak dapat di manfaatkan sebaik mungkin jika Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki tidak dapat dipergunakan untuk mengelolah SDA yang ada. Pembentukan atau penciptaan sumber daya manusia yang bermutu tergantung pada sistem dan penerapan pendidikan. Di Indonesia masih banyak masalah-masalah mengenai pendidikan yang sampai sekarang belum bisa diselesaikan terutama di daerah-daerah terpencil, rendahnya kualitas dan mutu pendidikan inilah yang harus segera diatasi.


Berikut ini adalah masalah pendidikan di daerah-daerah terpencil di Indonesia:
a.      Rendahnya sarana dan prasarana fisik di  Indonesia
            Sekarang ini masih banyak kasus sekolah-sekolah yang tidak layak pakai, misalnya saja atap sekolah yang sudah hampir roboh, dinding sekolah yang sudah retak, meja dan bangku yang di gunakan peserta didik hampir patah. Hal ini sangat ironis bila melihat anggaran pendidikan yang ada di Indonesia sekarang ini jauh melebihi cukup untuk  mendukung sarana dan prasarana di sekolah-sekolah untuk menjadikan sekolah-sekolah khususnya di daerah terpencil menjadi lebih baik dan sempurna. Namun, kemanakah anggaran-anggaran tersebut?.
            Permasalahan lainnya adalah kurangnya ketersediaan alat-alat dan sarana yang mendukung pendidikan seperti perpustakaan sekolah, laboratorium sekolah dan ruang kelas yang cukup. Jika di bandingkan dengan keadaan pemerintah pusat dan daerah, justru gedung DPR, gedung Walikota atau gedung pemerintahan lainnya dengan bangga berdiri kokoh dan sangat megah di tengah-tengah perkotaan, sedangkan sekolah-sekolah di daerah terpencil sama sekali tidak  diperhatikan.  Sementara untuk Ujian Nasional pemerintah pusat menuntut agar nilai-nilai yang di capai harus sesuai dengan yang di tentukan, bagaimana peserta didik di daerah  terpencil bisa atau sanggup untuk mencapai nilai-nilai yang telah di tentukan pemerintah  pusat sedangkan sarana dan prasarana pendidikan mereka tidak mendukung.
b.      Kurangnya pemerataan pendidikan di Indonesia
            Tidak semua daerah di Indonesia memiliki gedung sekolah, pengajar, dan sarana pendidikan yang sama, sama disini maksudnya adalah dari segi kualitas dan kuantitasnya. Bagi sebagian orang pendidikan merupakan hal yang biasa, namun berbeda dengan orang-orang yang tinggal di daerah terpencil di Indonesia, pendidikan merupakan kebutuhan yang mewah dan sangat berharga. Hal ini dikarenakan untuk mencukupi atau bisa mengenyam pendidikan di perlukan biaya yang mahal karena di daerah tersebut sekolah masih sedikit atau jarang. Hal ini karena sistem yang ada di Indonesia memfokuskan pendidikan di wilayah-wilayah yang potensial saja atau di wilayah-wilayah yang dapat di jangkau pemerintah pusat maupun daerah. Hal ini yang kemudian mengakibatkan kesenjangan di dalam pendidikan itu sendiri dan membuat dunia pendidikan di Indonesia semakin memburuk.
            Selain itu, kesempatan memperoleh pendidikan masih terbatas pada tingkat sekolah dasar (SD) karena hanya tingkat pendidikan itu sajalah yang tersedia di daerah-daerah terpencil. Sementara itu layanan pendidikan usia dini masih sangat terbatas, karena  kegagalan pembinaan usia dini nantinya tentu akan menghambat pengembangan sumber daya manusia secara keseluruhan. Oleh karena itu diperlukan kebijakan dan strategi pemerintah dalam pemerataan pendidikan yang tepat untuk mengatasi masalah ketidakmerataan pendidikan agar  pendidikan di Indonesia tidak  semakin memburuk.
c.       Masih rendahnya kesejahteraan guru
            Salah satu bagian penting yang berperan dalam kemajuan pendidikan didaerah terpencil  adalah guru, kesejahteraan guru berdampak pada mutu pengajaran yang ada. Sekarang ini masih banyak guru yang mengabdikan dirinya di daerah terpencil yang dibayar dengan upah yang kurang layak bahkan sama sekali tidak mendapat upah. Meskipun banyak anggapan profesi guru merupakan profesi yang enak namun banyak guru di Indonesia khususnya di daerah terpencil yang masih menerima gaji yang tidak sesuai, apa lagi guru honorer dan guru bantu. akibatnya para guru kurang bersemangat dalam mengajar, datang dan pulang sekolah seenaknya. Ada juga yang menjalani profesi sampingan seperti memberi les pada sore hari, mengajar di sekolah lain, pedagang buku/LKS, dan sebagainya. Akhirnya nasip peserta didik terabaikan.

d.      Rendahnya prestasi siswa
            Prestasi siswa sangat menentukan kemajuan dan mutu pendidikan di Indonesia. Namun yang sangat disayangkan terjadi sekarang ini adalah rendahnya prestasi yang diraih pelajar Indonesia. Masih kurangnya kesadaran akan pentingnya pendidikan adalah faktor utama, kurangnya semangat belajar, budaya mencontek, dan copy-paste merupakan penyebab kurangnya daya kreatifitas yang dimiliki anak.
            Rendahnya prestasi siswa di daerah terpencil juga disebabkan  karena sarana dan prasarana yang tidak mendudung sebagaimana yang telah penulis bahas sebelumnya. Mulai dari tempat untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang tidak layak di gunakan, serta kurangnya kesejahteraan guru yang memberi dampak besar bagi peserta didik.

B.     SOLUSI MASALAH PENDIDIKAN  DI DAERAH TERPENCIL DI INDONESIA
            Masalah pendidikan di daerah terpencil di Indonesia merupakan masalah yang sangat memprihatinkan yang perlu di perhatikan oleh pemerintah pusat maupun daerah.
Adapun solusi dari masalah pendidikan di Indonesia terutama di daerah terpencil sebagai berikut:
1.      Rendahnya sarana dan prasarana fisik di Indonesia
            Sarana dan prasarana merupakan salah satu pendukung dalam dunia pendidikan, yang dapat membuat suatu sekolah menjadi berkualitas dan bermutu. Ruang-ruang kelas yang menjamin berjalannya proses belajar mengajar dengan baik, meja dan bangku yang layak digunakan, serta sarana dan prasarana laboratorium yang mendukung. Hal ini tentunya   menjadi tanggung jawab bersama seluruh lapisan masyarakat dan pemerintah, masyarakat dan pemerintahan harus saling mengkoreksi. Pemerintah seharusnya lebih memperhatikan sarana pendidikan dan memberikan anggaran yang sesuai dengan peraturan yang ada, bukan anggaran yang di peruntukkan membangun dunia pendidikan digunakan untuk hal-hal yang sama sekali tidak berkaitan dengan dunia pendidikan dan malah merugikan dunia pendidikan. Dan masyarakat bertugas mengawasi agar tidak ada kecurangan atau korupsi di dalam penyaluran dana tersebut. Semua pihak harus bekerja sama untuk membuat lingkungan pendidikan yang bermutu, yang selalu ada kemajuan dari waktu-kewaktu agar pendidikan di Indonesia semakin baik dan terhindar dari keterpurukan.
2.      Kurangnya pemerataan pendidikan di Indonesia
Pemerintah harus memperbaiki sistem pendidikan yang ada, pemerintah harus melakukan pogram pemerataan pendidikan di seluruh wilayah Indonesia tanpa terkecuali. Program pemerataan pendidikan tersebut antara lain membangun sekolah-sekolah di daerah terpencil, menyalurkan tenaga didik ke daerah terpencil, dan melengkapi sarana dan prasarana di daerah tersebut. Kemudian juga mengadakan sosialisasi tentang pentingnya pendidikan untuk anak-anak.
3.      Masih rendahnya kesejahteraan guru
Guru merupakan acuan dalam mengajar agar peserta didiknya dapat berprestasi dengan baik di masa yang akan datang. Agar guru dapat fokus pada tugasnya, tentunya harus meningkatkan kesejahteraan guru dengan memberikan gaji dan tunjangan yang sesuai sehingga guru tidak mencari profesi lain untuk memenuhi kebutuhannya.
4.      Rendahnya prestasi siswa
Untuk meningkatkan daya kreatifan peserta didik dan  terhindar dari budaya copy-paste guru harus dapat menumbuhkan semangat belajar peserta didiknya dengan metode belajar sambil bermain atau belajar yang mengasikan, dan sebagainya. Kemudian proses belajar juga harus disesuaikan dengan minat dan bakat siswa agar belajar lebih maksimal. Meningkatkan kreatifitas peserata didik juga, guru dapat memberikan apresiasi kepada hasil karya original. Tentunya semua itu dapat di wujudkan jika ada dukungan dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Dukungan tersebut dapat berupa melengkapi sarana dan prasarana sekolah, menambah tenaga pengajar di daerah terpencil, dan tentunya dengan meningkatkan kesejahteraan pendidik di daerah-daerah terpencil.












BAB 3
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
            Paparan ide dan penjelasan diatas merupakan bagian terkecil realitas yang ada di bangsa kita yang perlu diberikan ruang khusus dan perhatian dari pemerintah pusat hingga ke daerah, juga seluruh lapisan masyarakat. Karena bagaimanapun generasi-generasi muda berikutnya juga berhak mendapatkan pendidikan yang layak. Pendidikan di daerah terpencil memang masih sangat rendah bila di bandingkan dengan kualitas pendidikan di daerah-daerah yang mudah terpantau langsung oleh pemerintahan pusat maupun daerah.
Hal-hal yang menyebabkan rendahnya kualitas dan mutu pendidikan di daerah terpencil di Indonesia yaitu:
a.       Rendahnya sarana dan prasarana fisik,
b.      Kurangnya pemerataan pendidikan,
c.       Masih rendahnya kesejahteraan guru,
d.      Rendahnya prestasi siswa.
Hal-hal tersebut hanya bisa diatasi dengan adanya kerja sama antara pemerintahan dengan seluruh lapisan masyakarat untuk meningkatkan kualitas dan  mutu pendidikan di daerah terpencil, adanya perubahan paradigma dan pola pikir masyarakat, peningkatan sarana dan prasarana fisik pendidikan di daerah terpencil, pemerataan akses pendidikan, meningkatkan kesejahteraan guru, dan kesadaran dari para peserta didik untuk mencapai prestasi sebaik mungkin.

B.     SARAN
            Era globalisasi selalu menuntut adanya perubahan yang terjadi dalam dunia pendidikan nasional untuk menjadi lebih baik sehingga mampu bersaing dalam segala bidang. Cara yang dapat dilakukan bangsa Indonesia untuk menghadapi perkembangan dunia di era globalisasi agar tidak semakin ketinggalan dari negara-negara lain adalah dengan meningkatkan mutu dan kualitas pendidikannya terutama di daerah-daerah terpencil. Peningkatan mutu dan kualitas pendidikan di daerah terpencil tentunya harus ada kerja sama seluruh lapisan masyarakat. Bagi pemerintah pusat dan daerah harus memantau secara langsung bagaimana dan sampai dimana proses pembelajaran yang terjadi di daerah-daerah terpencil dan memberikan anggaran untuk pembangunan dan melengkapi sarana dan prasarana sekolah. Bagi masyarakat, teruslah mendukung upaya-upaya yang dilakukan pemerintah untuk membangun pendidikan di daerah terpencil. Bagi para pendidik, teruslah mendukung peserta didik dalam kegiatan belajarnya. Dan bagi peserta didik, teruslah belajar untuk meraih cita-cita dan membawa bangsa Indonesia menjadi lebih baik.
            Dengan demikian, mutu dan kualitas pendidikan akan terus meningkat. Meningkatnya mutu dan kualitas pendidikan berarti sumber daya manusia yang terlahir akan semakin baik dan mampu membawa bangsa Indonesia bersaing secara sehat dalam segala bidang di dunia internasional.



DAFTAR PUSTAKA
N.K, Roestiyah. 1986. Masalah-Masalah Ilmu Keguruan. Jakarta: PT. Bina Aksara.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI). Pusat Bahasa Edisi ke 4 Tahun 2008.
Ben. 19 April 2012. Online Magezine For Flores Culture and Society.
Kurniawan, Widi. 02 Mei 2012. Kisah Ibu Lastri. Melalui http:// edukasi.kompasiana.com /2012/05/02/ melongok-wajah-pendidikan-di-daerah-terpencil /.

Hadi, Kamila, N. 2012. Penuhi Hak Pendidikan Anak di Daerah Pedalaman. Melalui http:// pendidikankita.com

kimia organik



LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I

unika 3.JPG
NAMA     : PRISCHA YUNIARLIN HANING
NO.REGIS : 151 12 052
SEMESTER       : III
KELAS     : B



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA
KUPANG
2014
Percobaan No.1






BEBERAPA SIFAT SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK




organik vs anorganik

















A.    TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan melakukan percobaan ini ialah untuk memperajari  beberapa perbedaan sifat umum senyawa organik dan anorganik.


B.     PRINSIP PERCOBAAN
Pembeda antara kimia organik dan anorganik adalah apakah senyawa tersebut mengandung atau terdapat ikatan karbon-hidrogen atau tidak.


C.    DASAR TEORI
Dalam ilmu kimia dibagi dalam dua kelompok bidang besar yang disebut kimia anorganik dan kimia organik. Suatu pengertian yang salah mengenai kimia organik pada masa lampau yaitu ketika senyawa-senyawa kimia dibagi menjadi dua kelompok yakni kimia anorganik dan kimia organik, tergantung dari mana senyawa tersebut diperoleh. Anggapan tersebut mengatakan bahwa senyawa anorganik diperoleh dari mineral, sedangkan senyawa organik diperoleh dari tumbuh-tumbuhan atau binatang-binatang sebagai sumbernya. Anggapan ini masih dipercaya oleh banyak pakar kimia hingga tahun 1800. Mereka mengganggap bahwa senyawa-senyawa organik harus dari organisme hidup. Sebagai konsekuennya senyawa organik tidak dapat dibuat dari materi anorganik (vital force atau vis vitalis). Pada tahun 1828, pakar kimia dari Jerman bernama Friederich Wohler berhasil mengonversi senyawa anorganik amonium sianat menjadi urea:

Dengan demikian keyakinan adanya pengaruh ‘vital force’ dalam pembentukan senyawa organnik semakin goyah. Dalam perkembangan selanjutnya diperoleh suatu kesimpulan bahwa diantara senyawa organik dan anorganik tidak ada perbedaan mengenai hukum- hukum kimia yang berlaku.(Hardjona.2010)
Kimia organik adalah percabangan studi ilmiah dari ilmu kimia mengenai struktur, sifat, komposisi, reaksi, dan sintesis senyawa organik. Senyawa organik adalah golongan besar senyawa kimia yang molekulnya mengandung karbon. Dan dapat mengandung unsur-unsur lain seperti hidrogen, nitrogen, oksigen, fosfor, halogen dan belerang. Ada sejumlah senyawa organik yang masih diisolasi dari sumber kehidupan, namun kebanyakan sudah dapat disintesis di laboratorium. Namun demikian, kebanyakan protein, asam-asam nukleat, karbohidrat kompleks, dan sel-sel hidup utama masih sukar disintesis di laboratorium karena senyawa-senyawa tersebut sangat kompleks. Pada senyawa organik yang di sebut juga sebagai senyawa karbon, banyak atom karbon yang dapat mengadakan ikatan satu terhadap yang lain dan hal ini belum tentu terjadi pada unsur-unsur lain.
Atom-atom karbon dapat membentuk rantai yangpanjang yang terdiri dari beribu-ribu atom karbon atau cintin dengan berbagai ukuran. Rantai karbon dan cincin dapat memiliki cabang dan ikatan dengan unsur-unsur lain seperti flor, klor, brom, iod, oksigen, nitrogen, belerang, fosfor, dan logam-logam. Sebagai contoh ialah senyawa alkana 2-bromo-pentena. Dimana pada rantai karbon nomor 2 berikatan dengan unsur brom.
Br


 
                                           H3CCHCH2CH2CH3
Setiap perbedaan atom penyusun akan membentuk senyawa yang berbeda. Bentuk struktur yang berbeda akan memberi sifat-sifat kimia maupun fisika yang berbeda pula.
            Kimia anorganik adalah cabang kimia yang mempelajari sifat dan reaksi senyawa anorganik. Ini mencakup semua senyawa kimia kecuali yang berupa rantai atau cincin atom-atom karbon, yang disebut senyawa organik dan dipelajari dalam kimia organik. Banyak senyawa anorganik adalah senyawa ionik, yang terdiri dari kation dan anion yang bergabung dengan ikatan ionik. Reaksi anorganik sederhana adalah perpindahan ganda ketika dalam pencampuran dua garam ion tertukar tanpa perubahan bilangan oksidasi. Dalam reaksi redoks satu reaktan, oksidan, menurunkan oksidasi dan reaktan lain, reduktor, memiliki keadaan oksidasi yang meningkat.
Kelas penting dari garam-garam anorganik adalah oksida, karbonat, sulfat dan para halida. Banyak senyawa anorganik yang ditandai dengan titik leleh tinggi. Garam-garam anorganik biasanya adalah konduktor yang buruk dalam keadaan padat. Fitur penting lainnya adalah kelarutannya dalam air dan kemudahan kristalisasi. Reaksi anorganik sederhana adalah perpindahan ganda ketika dalam pencampuran dua garam ion tertukar tanpa perubahan bilangan oksidasi dengan hasil bersih adalah sebuah pertukaran dari elektron. Pertukaran elektron dapat terjadi secara tidak langsung juga, misalnya dalam baterai, sebuah konsep kunci dalam elektrokimia. Ketika satu reaktan mengandung atom hidrogen, reaksi dapat terjadi melalui pertukaran proton dalam asam-basa kimia.
                        Perbedaan antara senyawa organik dan anorganik ialah:
Senyawa Organik
Senyawa Anorganik
Kebanyakan berasal dari makhluk hidup dan beberapa dari hasil sintesis.
Berasal dari sumber daya alam mineral ( bukan makhluk hidup).
Senyawa organik lebih mudah terbakar.
Tidak mudah terbakar.
Strukturnya lebih rumit.
Struktur sederhana.
Semua senyawa organik mengandung unsur karbon.
Tidak semua senyawa anorganik yang memiliki unsur karbon.
Hanya dapat larut dalam pelarut organik.
Dapat larut dalam pelarut air atau organik.
Nama anorganik dan  organik masih digunakan sampai saat ini, meskipun batas keduanya sering sukar di definisikan. Sebagai contoh, sianida logam dan karbonat logam. Umumnya senyawa organik lebih mudah terbakar dibandingkan senyawa anorganik. Pada pembakaran senyawa organik apabila pembakaran dilanjutkan, akan berubah menjadi karamel lalu menguap menjadi  CO2 ataupun gas NH3. Tetapi senyawa anorganik tidak dapat terbakar sampai habis.


D.    ALAT DAN BAHAN
1.      Alat
Ø  Porselin
Ø  Kaca Arloji
Ø  Kaki Tiga
Ø  Pembakar Spiritus
Ø  Gelas Kimia
Ø  Pipet Tetes

2.      Bahan
Ø  Gula
Ø  Daun
Ø  Plastik
Ø  Aluminium
Ø  Alkohol
Ø  Air
Ø  Lilin
Ø  Garam (NaCl)
Ø  FeSO4  0,1M
Ø  H2SO4  3M
Ø  KMnO4


E.     PROSEDUR KERJA
a.       Komposisi
1.      Memanaskan sedikit gula pada suhu tinggi dalam sebuah porselin,
2.      Mengulangi percobaan tersebut dengan menggunakan daun, potongan plastik, potongan alumunium.
b.      Penguapan
1.      Menguapkan satu tetes masing-masing alkohol dan air dalam kaca arloji,
2.      Mencatat dan membandingkan waktu yang di peroleh untuk penguapan sempurnah.
c.       Sifat Bakar
1.      Membakar sepotong lilin kecil yang ditempati pada sebuah porselin,
2.      Mengulangi langkah satu dengan menggunakan garam NaCl sebagai ganti lilin,
3.      Membandingkan langkah yang diperoleh.
d.      Kecepatan Reaksi
1.      Menempatkan 5 tetes FeSO4 0.1 M dalam sebuah tabung reaksi bersih,
2.      Menambah 2 tetes H2SO4 3 M dan 0.1 M KMnO4,
3.      Memperhatikan hasilnya,
4.      Mengulangi percobaan dengan menggunakan alkohol yang tidak murni sebagai ganti FeSO4,
5.      Jika tidak ada reaksi, memanaskan campuran tersebut dalam penangan air,
6.      Membandingkan kecepatan dari kedua reaksi.


F.     HASIL PENGAMATAN
Tabel Hasil Pengamatan
a.       Komposisi
NO.
NAMA ZAT
HASIL PENGAMATAN
1.
Gula
Gula mencair, terdapat gelembung, dan larutan berwarna coklat.
2.
Daun
Daun menjadi kering dan berwarna kehitaman.
3.
Potongan Plastik
Plastik menyusut dan meleleh.
4.
Potongan Alumunium Foil
Tidak terjadi perubahan.

b.      Penguapan
NO.
NAMA ZAT
HASIL PENGAMATAN
1.
Alkohol 3 tetes
Menguap pada detik ke 27 dan mengeluarkan aroma khas alkohol
2.
Air 3 tetes
Menguap pada detik ke 44

c.       Sifat Bakar
NO
NAMA ZAT
HASIL PENGAMATAN
1.
Potongan Lilin
 Meleleh
2.
Garam NaCl
Tidak terjadi perubahan

d.      Kecepatan Reaksi
NO
NAMA ZAT
HASIL PENGAMATAN
1.
             FeSO4 + H2SO4  + KMnO4
Warna: kuning + bening + ungu pekat
 Warna yang dihasilkan ialah putih keruh
2.
            Alkohol + H2SO4  + KMnO4
Warna: bening  + bening  + ungu pekat
Warna yang dihasilakan ialah ungu muda
G.    ANALISIS DATA
a.       Komposisi
Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa, gula dan daun merupakan senyawa organik, sedangkan potongan plastik dan alumunium merupakan senyawa anorganik.

b.      Penguapan
Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa, gula merupakan senyawa organik dan air merupakan senyawa anorganik.
c.       Sifat Bakar
Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa, lilin merupakan senyawa organik dan garam HCl merupakan senyawa anorganik.
d.      Kecepatan reaksi
Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa, FeSO4 + H2SO4  + KMnO4 kecepatan bereaksinya lebih cepat dibandingkan dengan reaksi antara Alkohol + H2SO4  + KMnO4.


H.    PEMBAHASAN
Senyawa organik merupakan senyawa yang berasal dari makluk hidup dan senyawa anorganik merupakan senyawa yang bukan berasal dari makluk hidup, atau yang diperoleh dari minenal. Kebanyakan senyawa organik mengandung usur karbon, dan senyawa anorganik adalah senyawa-senyawa yang tidak mengandung unsur karbon.
Pada koposisi, untuk mengetahui zat-zat (gula, daun, potongan plastik, dan alumunium) mana sajakah yang merupakan senyawa organik dan anorganik di lakukan proses pemanasan pada suhu yang tinggi. Ketika gula dipanaskan pada suhu yang tinggi di atas nyala pembakar spiritus, perlahan-lahan gula mencair dari bentuknya yang padat (seperti pasir) dan nampak adanya gelembung-gelembung yang meluap dari larutan gula. Gelembung-gelembung tersebut disebabkan karena tekanan uap sama dengan tekanan luar atau tekanan yang dikenakan, sehingga memaksa gelembung-gelembung udara terdesak keluar. Dan larutan gula menjadi warna coklat. Demikian juga dengan daun, ketika dipanaskan daun mengering dan berubah warna menjadi kehitaman, dan jika terus dibiarkan dapat menyebabkan daun merapuh dan menjadi debu. Dan dengan adanya perubahan warna yang terjadi pada gula dan daun yakni coklat dan berwarna kehitaman, dapat dikatakan bahwa kedua zat tersebut mengandung unsur karbon. Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa gula dan daun merupakan senyawa organik kerena gula mudah meleleh dan daun mengering ketika di panaskan dan jika dilakukan proses pembakaran, maka gula dan daun dengan mudah dapat terbakar hingga habis, serta gula dan daun memiliki unsur karbon yang merupakan ciri khas senyawa organik.
Pada potongan plastik, ketika dipanaskan pada suhu yang tinggi, potongan plastik menyusut dan meleleh, sedangkan alumunium dalam hal ini alumunium foil tidak terjadi perubahan sama sekali. Hal ini dapat dikatakan bahwa plastik dan alumunium merupakan senyawa anorganik, karena tidak mudah terbakar.
Untuk mengetahui senyawa organik dan anorganik melalui penguapan. Digunakan zat-zat cair seperti alkohol dan air, kemudian di panaskan dan lihat proses penguapan sempurnanya.  Ketika alkohol dan air masing-masing di tetes sebanyak 3 tetes pada kaca arloji dan di panaskan. Ternyata alkohol lebih cepat menguap dibandingkan air, alkohol yang digunakan merupakan alkohol bebas air. Dengan waktu penguapan hingga abis yaitu alkohol 27 detik sedangkan air dibutukan waktu selama 44 detik. Jadi alkohol merupakan senyawa organik kerena mudah menguap dan air merupakan senyawa anorganik karena sukar untuk menguap.
Untuk mengetahui mana senyawa organik dan anorganik melalui sifat bakaran, digunakan lilin dan garam HCl. Kemudia lilin dan garam HCl tersebut di bakar diatas nyala pembakar spiritus pada sebuah porselin. Dan nampak bahwa lilin lebih mudah terbakar hingga lilin meleleh dan berubah bentuk, sedangkan garam HCL sama skali tidak terjadi perubahan. Sehingga dapat dikatakan bahwa lilin merupakan senyawa organik dan garam HCl merupakan senyawa anorganik kerena di lihat dari kecepatan pembakarannya.
Dan untuk mengetahui mana yang merupakan senyawa organik dan anorganik melalui kecepatan reaksi, digunakan  reaksi antara besi sulfat ( FeSO4), hidrogen sulfat (H2SO4), dan kalium permanganat (KMnO4), dan reaksi antara alkohol, hidrogen sulfat (H2SO4), dan kalium permanganat (KMnO4). Terlihat bahwa, reaksi antara besi sulfat ( FeSO4), hidrogen sulfat (H2SO4), dan kalium permanganat (KMnO4), lebih cepat dibandingkan reaksi antara alkohol, hidrogen sulfat (H2SO4), dan kalium permanganat (KMnO4). Hal tersebut tampak dengan kecepatan perubahan warna yang terjadi dimana ketika FeSO4 dengan warna kuning, H2SO4  dengan warna bening, dan KMnO4 dengan warna ungu pekat dicampur dalam sebuah tabung reaksi, dengan cepat warna tersebut bercampur dan menjadi warna putih keruh. Sedangkan ketika alkohol dengan warna bening, H2SO4  dengan warna bening, dan KMnO4 dengan warna ungu pekat dicampur dalam sebuah tabung reaksi, proses perubahan warna menjadi ungu muda sedikit lebih lambat di bandingkan dengan campuran sebelumnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa senyawa organik lebih mudah bereaksi atau memiliki kecepan reaksi yang besar, sedangkan senyawa anorganik tidak atau memiliki kecepatan reaksi yang kurang/lambat. 
Sehingga dari pengamatan dan hasil analisis yang tetah dilakukan, terlihat bahwa senyawa organik mengandung unsur karbon, lebih mudah menguap, cepat terbakar, dan memiliki kecepatan reaksi yang baik. Sedangkan senyawa anorganik tidak mengandung unsur karbon, sukar untuk menguap, tidak muudah terbakar, dan kecepatan reaksinya yang lambat.


I.       KESIMPULAN
Dari hasil percobaan yang dilakukan, dapat di tarik kesimpulan bahwa senyawa organik dan senyawa anorganik memiliki perbedaan sifat. Perbedaan sifat antara kedua senyawa tersebut yakni:
1.      Senyawa organik
Ø  Senyawa organik terdiri dari unsur-unsur karbon.
Ø  Senyawa organik lebih mudah menguap.
Ø  Senyawa organik mudah terbakar.
Ø  Senyawa organik memiliki kecepatan reaksi yang baik atau lebih cepat bereaksi dengan senyawa lain.
2.      Senyawa anorganik
Ø  Senyawa anorganik tidak terdiri dari unsur-unsur karbon.
Ø  Senyawa anorganik sukar menguap.
Ø  Senyawa anorganik tidak mudah terbakar.
Ø  Senyawa anorganik memiliki kecepatan reaksi yang kurang atau lebih lambat bereaksi dengan senyawa lain.












Percobaan No.2






ANALISA UNSUR-UNSUR SENYAWA ORGANIK









 









           










A.    TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan melakukan percobaan ialah untuk dapat menganalisi beberapa unsur dalam senyawa organik, unsur tersebut ialah N dan S.


B.     PRINSIP PERCOBAAN
Analisa kimia adalah penyelidikan kimia yang bertujuan untuk mencari susunan persenyawaan atau campuran persenyawaan di dalam suatu sampel.


C.    DASAR TEORI
Kimia sering disebut sebagai ilmu pusat karena menghubungkan berbagai ilmu lain, seperti fisika, ilmu bahan, nanoteknologi, biologi, farmasi, kedokteran, bioinformatika, dan geologi. Koneksi ini timbul melalui berbagai subdisiplin yang memanfaatkan konsep-konsep dari berbagai disiplin ilmu.Ilmu kimia juga dibagi lagi dalam dua kelompok bidang besar yang disebut kimia anorganik dan kimia organik. Kimia anorganik adalah cabang kimia yang mempelajari sifat dan reaksi senyawa anorganik, sedangkan kimia organik adalah studi ilmiah dari ilmu kimia mengenai struktur, sifat, komposisi, reaksi, dan sintesis senyawa organik. Senyawa organik dibangun terutama oleh karbon dan hidrogen dan dapat mengandung unsur-unsur lain seperti nitrogen, oksigen, fosfor, halogen, dan belerang. Definisi asli dari kimia organik ini berasal dari kesalahpahaman bahwa semua senyawa organik pasti berasal dari organisme hidup, namun telah dibuktikan bahwa ada perkecualian. Bahkan sebenarnya, kehidupan manusia juga sangat bergantung pada kimia anorganik.
Analisa kimia adalah penyelidikan kimia yang bertujuan untuk mencari susunan persenyawaan atau campuran persenyawaan di dalam suatu sampel. Umumnya suatu reaksi kimia merupakan suatu perubahan dari suatu senyawa atau molekul menjadi senyawa atau molekul lain. Semua materi normal terdiri dari atom atau komponen-komponen sub atom yang membentuk atom, yaitu proton, elektron, dan neutron. Atom dapat dikombinasikan untuk menghasilkan bentuk materi yang lebih kompleks seperti ion, molekul, atau kristal. Struktur dunia yang kita jalani sehari-hari dan sifat materi yang berinteraksi dengan kita ditentukan oleh sifat zat-zat kimia dan interaksi antar zat-zat tersebut.  Zat adalah sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang. Zat biasanya berupa padat, cair, dan gas. zat berdasarkan kemurniannya dapat dibagi menjadi tiga yaitu unsur, senyawa, dan campuran.
1)      Unsur
Unsur adalah suatu zat yang sudah tidak bisa dibagi  bagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil.
Contoh : Au, N, Pt, C.

2)      Senyawa
Senyawa adalah zat tunggal yang terdiri atas beberapa unsur yang saling kait mengikat.
Contoh : O2, H2O, C2H5OH, NaCl.
3)      Campuran
Campuran adalah zat yang tersusun dari beberapa zat yang lain jenis dan tidak tetap susunannya dari unsur dan senyawa.
Contoh : udara, air, tanah.
Identifikasi struktur senyawa organik merupakan masalah yang dihadapi dalam laboratorium kimia organik. Senyawa organik dapat diperoleh dari hasil suatu reaksi atau hasil isolasi bahan-bahan alam. Untuk keperluan identifikasi senyawa organik tersebut, diperlukan cara yang sistematis dan logis.
Beberapa identifikasi unsur dalam senyawa organik adalah sebagai berikut:
1)      Identifikasi Hidrogen
Karena jumlah senyawa organik yang tidak mengandung hidrogen adalah sangat sedikit. Identifikasi hidrogen dalam senyawa organik tidak begitu banyak bermanfaat. Hidrogen diisolasi dengan jalan pembakaran dan air yang dihasilkan ditentukan dengan pereaksi Karl-firber, pereaksi kalsium karbida, magnesium nitrida ataupun spektroskopi IR.
2)      Identifikasi Oksigen
Identifikasi oksigen dalam senyawa organik membutuhkan peralatan yang khusus. Senyawa yang dicampur arang diuraikan dalam nitran gas nitrogen dan uap yang terjadi dialirkan pada kontak kaca yang dipanaskan pada suhu 100 0C. Dalam hal ini oksigen organik senyawa kualitatif diubah menjadi karbon monoksida yang dapat diidentifikasikan dengan iod peroksida.
3)      Identifikasi Nitrogen
Identifikasi ini dilakukan dengan percobaan Lassargne yaitu destruksi reduksi, yakni senyawa dengan pemanasan logam natrium. Nitrogen yang terikat secara organik diubah menjadi natrium sianida.
4)      Identifikasi Nitrogen dan Belerang
Jika suatu senyawa organik mengandung nitrogen dan belerang bersama-sama dengan destruksi Lassargne akan terbentuk tiosianat, tergantung dari campuran nitrogen atau belerang apakah nantinya yang akan terbentuk natrium sianida atau natrium sulfida. Identifikasi tiosianat dapat dilakukan dengan besi (III) klorida.
5)      Identifikasi Halogen
Senyawa halogen organik dengan berat molekul rendah yang dapat terbakar ditunjukkan dengan batang pengaduk gelas dibasahi dengan ammonia dan diletakkan dalam gas hasil pembakaran, dan yang akan terjadi adalah kabut ammonium halogenida.

6)      Identifikasi Fosfor
Dalam sebagian besar senyawa organik seperti farmasenik, fosfor merupakan turunan asam phospat dan dapat diidentifikasi sebagai fosfor setelah terhidrolisis.
Suatu identifikasi juga didasarkan pada kelarutan suatu senyawa itu dalam senyawa lain. Kelarutan merupakan kemampuan suatu pelarut untuk melarutkan sejumlah zat pelarut


D.    ALAT DAN BAHAN
1.      Alat
Ø  Tabung reaksi
Ø  Penjepit tabung reaksi
Ø  Lampu spiritus
Ø  Pipet tetes
Ø  Kertas lakmus
Ø  Sendok

2.      Bahan
Ø  Serbuk urea
Ø  NaOH 0.1 M
Ø  Putih telur
Ø  Timbal Nitrat (PbNO3) 0.1 M


E.     PROSEDUR KERJA
a.       Penentuan unsur N dalam senyawa organik
1.      Memasukkan 1 sendok serbuk urea ke dalam tabung reaksi,
2.      Menambahkan 2 ml larutan NaOH 0.1 M,
3.      Memanaskannya secara perlahan-lahan dan mencium bau gas yang keluar,
4.      Memeriksa gas dengan kertas lakmus merah basa.

b.      Penentuan S dalam senyawa organik
1.      Memasukkan 2 ml putih telur dalam tabung reaksi,
2.      Menambah 5 ml NaOH 0.1 M,
3.      Memanaskan tabung reaksi hingga mendidih dan mendinginkannya,
4.      Menambah 5 teteslarutan timbal nitrat 0.1 M,
5.      Mengamati perubahan yang terjadi.



F.     HASIL PENGAMATAN
Tabel Hasil Pengamatan
a.       Penentuan Unsur N Dalam Senyawa Organik
NO.
PERLAKUAN
HASIL PERLAKUAN
1.
Urea + NaOH dipanaskan.
Ada gas yang keluar dan berbau.
2.
Kertas lakmus merah diletakkan pada mulut tabung reaksi yang dipanaskan.
Kertas lakmus merah berubah menjadi warna biru.

b.      Penentuan Unsur S Dalam Senyawa Organik
NO.
PERLAKUAN
HASIL PERLAKUAN
1.
Putih telur + NaOH dipanaskan
Terjadi penguapan dan adanya gelembung
2.
Putih telur + NaOH didinginkan
Putih telur menggumpal di dasar tabung dan berwarna kehitaman.
3.
Putih telur + NaOH yang menggumpal + PbNO3
Gumpalan telur hancur dan larutan berwarna kekeruhan.


G.    ANALISIS DATA
a.       Penentuan unsur N dalam senyawa organik
Co(NH2)2 + 2NaOH                           2NaNH2 + Co(OH)2

b.      Penentuan unsur S dalam senyawa organik
Putih Telur + NaOH                 Na2S
Na2S + PbNO3                             PbS3 + NaNO2


H.    PEMBAHASAN
Analisa kimia adalah penyelidikan kimia yang bertujuan untuk mencari susunan persenyawaan atau campuran persenyawaan di dalam suatu sampel, analisa ini di lakukan karena umumnya suatu reaksi kimia merupakan suatu perubahan dari suatu senyawa atau molekul menjadi senyawa atau molekul lain.
Pada percobaan ini, dianalisis dua unsur dalam suatu reaksi senyawa. Kedua unsur tersebut ialah nitrogen (N) dan belerang (S). Dalam menganalisis unsur nitrogen pada suatu reaksi senyawa, digunakan reaksi antara urea yang memiliki rumus molekul Co(NH2)2 dengan natrium hidroksida yang memiliki rumus molekul NaOH. Reaksi antara kedua senyawa ini menghasilkan atau mengeluarkan gas yang berbau, dan ketika kertas lakmus merah diletakkan di atas mulut tabung reaksi untuk di uji, ternyata kertas lakmus merah berubah menjadi biru. Hal tersebut di sebabkan karena pada reaksi antara urea dengan natrium hidroksida menghasilkan natrium sianida (NaNH2) sehingga mengeluarkan gas yang berbau, dan gas tersebut menandakan adanya unsur N dalam reaksi senyawa. Dan hasil lainnya ialah  kobalt hidroksida, kobalt hidroksida ini bersifat basa sehingga kertas lakmus merah menjadi biru.
Dalam menganalisis unsur belerang pada suatu reaksi senyawa, digunakan reaksi antara putih telur. Putih telur merupakan senyawa yang tersusun dari asam amino sehingga membentuk protein. Protein inilah yang disebut sebagai putih telur. Ketika putih telur di campur dengan NaOH dan dipanakan, adanya gelembung-gelembung yang keluar dari larutan tersebut dan terjadi penguapan. Dan  setelah di dinginkan, campuran tersebut menggumpal, hal ini terjadi karena dalam reaksi putih telur dengan NaOH membentuk senyawa Na2S. Kemudian campuran yang membeku (Na2S) tersebut direaksikan lagi dengan PbNO3, nampak bahwa Na2S melarut dan larutan keruh. Hal ini disebabkan reaksi antar PbNO3 dengan Na2S menghasilkan PbS3 bersama NaNO2.  Dan dengan warna gumpalan yang kehitaman serta larutan yang keruh menandakan bahwa adanya unsur S dalam reaksi senyawa-senyawa tersebut.


I.       KESIMPULAN
Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa pada senyawa organik selain terdapat unsur karbon (C), juga terdapat unsur nitrogen (N) dan belerang (S). Hal ini dibuktikan dengan reaksi antara urea dengan NaOH yang mengeluarkan gas yang berbau (menandakan adanya unsur N) dan pada reaksi putih telur dengan NaOH dan ditambah PbNO3 yang menghasilkan endapan atau gumpalan hitam serta larutan yang keruh (menandakan adanya unsur S).




















Percobaan No.4








PENENTUAN  TITIK  LEBUR
(LELEH)
























A.    TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari melakukan percobaan ialah untuk dapat menentukan titik lebur dari senyawa kimia (Tembaga).


B.     PRINSIP PERCOBAAN
Titik lebur atau yang sering disebut juga dengan titik leleh merupakan titik dimana terjadi keseimbangan antara fasa padat dan fasa cair pada tekanan 1 atmosfir, atau  merupakan suhu dimana gaya termal dari molekul cukup untuk menguraikan susunan kisi dari kristal.


C.    DASAR TEORI
Titik lebur atau yang sering disebut juga dengan titik leleh merupakan titik dimana terjadi keseimbangan antara fasa padat dan fasa cair pada tekanan 1 atmosfir, atau  merupakan suhu dimana gaya termal dari molekul cukup untuk menguraikan susunan kisi dari kristal. Ketika suatu zat murni dipanaskan secara pelan-pelan, zat itu mulai meleleh tanpa penguraian.
Titik leleh suatu zat padat tidak mengalami perubahan yang berarti dengan adanya perubahan tekanan, oleh karena itu tekanan biasanya tidak terlalu diperhatikan dalam penentuan titik leleh, kecuali kalau perbedaan dengan tekanan normal terlalu besar. Pada umumnya titik leleh senyawa organik mudah diamati sebab temperatur dimana pelelehan mulai terjadi hampir sama dengan temperatur dimana zat telah meleleh semuanya.
Dalam kimia organik, sifat fisika titik leleh dari suatu senyawa digunakan untuk 1menentukan kemurnian zat. Suatu  senyawa organik murni mempunyai perbedaan antara suhu dimana zat kristal mulai melebur dan suhu dimana zat itu mencair seluruhnya. Perbedaan tersebut disebut juga dengan jangkauan titik leleh. Apabila zat itu tidak murni atau terdapat zat pengotor, maka hal tersebut dapat meningkatkan jangkauan titik leleh. Dan digunakan untuk 2menentukan identitas zat murni.
Titik leleh dari zat tidak murni biasanya lebih rendah dari pada zat murni. Dengan demikian akan menyebabkan jangkauan titik leleh menjadi bertambah besar. Dan jika zat tidak murni terdapat dalam larutan, maka jangkauan titik lelehnya menjadi rendah. Hal ini disebabkan karena melemahnya gaya tarik antar molekul karena gangguan zat pengotor.
Dalam sistim  keperiodikan,  atom-atom unsur alkali terikat oleh ikatan logam yang lemah, karena setiap atom hanya mempunyai satu elektron ikatan dan bertambah lemah jika jari-jari bertambah besar. Oleh sebab itu, titik leleh berkurang dari atas ke bawah dalam satu golongan. Sedangkan pada unsur halogen yang berada dalam keadaan padat berupa kristal terikat oleh Gaya Van Der Waals yang lemah. Gaya ini bertambah jika jari-jari bertambah besar. Oleh karena itu titik leleh bertambah dari atas ke bawah dalam satu golongan. Titik leleh dari gas mulia ditentukan oleh besarnya nomor atom, dimana jika semakin besarnya nomor atom, maka titik lelehnya makin tinggi. Itu berarti ikatan Van Der Waals sangat lemah.
Dalam menentukan titik leleh suatu zat, adapun faktor-faktor yang mempengaruhi cepat atau lambatnya zat tersebut meleleh, antara lain:
1)      Ukuran kristal
Ukuran kristal sangat berpengaruh dalam menentukan titik leleh suatu zat. Apabila semakin besar ukuran partikel atau kristal yang digunakan, maka semakin sulit terjadinya pelelehan.
2)      Banyaknya sampel
Banyaknya sampel suatu zat juga dapat mempengaruhi cepatlambatnya proses pelelehan. Hal ini dikarenakan, apabila semakin sedikit sampel yang digunakan maka semakin cepat proses pelelehannya, begitu pula sebaliknya jika semakin banyak sampel yang digunakan maka semakin lama proses pelelehannya.
3)      Pengemasan dalam pipa kapiler.
4)      Pemanasan dalam suatu pemanas harus menggunakan sumber panas yang bertahan.
5)      Adanya senyawa lain yang dapat mempengaruhi range titik leleh.
Suatu kristal terikat oleh gaya yang kuat akan menunjukkan titik leleh yang rendah. Jenis gaya antar molekul dalam molekul-molekul kovalen adalah yang dihasilkan dari H dan senyawa Van Der Waals. Zat-zat kovalen yang terikat mempunyai titik leleh yang lebih rendah dari zat-zat elektrovalensi yang terikat.
Kristal-kristal yang terikat oleh gaya yang kuat seperti ikatan ion menunjukkan titik leleh yang tinggi. Dan senyawa polar juga mempunyai titik leleh yang lebih tinggi dari senyawa nonpolar. Hal ini disebabkan karena dibutuhkan suhu yang lebih tinggi untuk menguraikan ikatan yang terikat oleh gaya tarik yang lebih kuat dalam senyawa ion dan senyawa polar.

  
D.    ALAT DAN BAHAN
1.      Alat
Ø  Gelas kimia
Ø  Pembakar spiritus
Ø  Pengaduk
Ø  Termometer

2.      Bahan
Ø  Kristal Cu (Tembaga)
Ø  Air

E.     PROSEDUR KERJA
1.      Mengisi air dalam gelas kimia sebanyak 100 ml,
2.      Memasukkan kristal Cu dalam air, kemudian memanaskannya di bawah pembakar spiritus,
3.      Mengaduk larutan sesering mungkin, kemudian mengukur suhu ketika kristal Cu mendekati titik leleh,
4.      Memanaskan terus hingga kristal Cu meleleh semuanya, lalu mengukur suhunya.


F.     HASIL PENGAMATAN
Data Hasil Pengamatan
NO.
PENGAMATAN
HASIL PENGAMATAN
1.
Suhu ketika kristal Cu mulai meleleh (T1)
28 0C
2.
Suhu ketika kristal Cu meleleh semua (T2)
86 0C
3.
Jangkauan titik leleh
58 0C
4.
Titik leleh
57 0C


G.    ANALISIS DATA
Diketahui: T1= 280C
                  T2= 860C
            Ditanya  : Jangkauan titik leleh dan rata-rata titik leleh
            Jawab      :
Ø  Jangkauan titik leleh
T2 – T1 = 860C – 280C
            = 580C

Ø  Rata-rata titik leleh
             
           
           


H.    PEMBAHASAN
Titik lebur atau yang sering disebut juga dengan titik leleh merupakan titik dimana terjadi keseimbangan antara fasa padat dan fasa cair pada tekanan 1 atmosfir, atau  merupakan suhu dimana gaya termal dari molekul cukup untuk menguraikan susunan kisi dari kristal. Pada umumnya titik leleh senyawa organik mudah diamati sebab temperatur dimana pelelehan mulai terjadi hampir sama dengan temperatur dimana zat telah meleleh semuanya.
Pada percoaan digunakan kristal tembaga (Cu) untuk di amati atau di tentukan titik lelehnya. Kristal Cu di masukkan dalam gelas kimia yang telah di isi dengan air 100 ml, kemudian dipanaskan di atas pembakar spiritus. Ketika kristal Cu di masukkan dalam air, larutan berubah warna menjadi biru. Dan ketika dipanaskan, kristal Cu mulai meleleh pada suhu 280C atau sama dengan 301 K. Kristal Cu terus dipanaskan hingga pada suhu yang ke 860C atau sama dengan 359 K, kristal Cu telah meleleh dengan sempurna. Dengan telah melelehnya semua kristal Cu maka dapat di ketahui bahwa pada suhu 860C, kristal Cu telah berada dalam keseimbangan antara fasa padat dan fasa cair dengan tekanan 1 atmosfir. Sehingga jangkauan titik leleh atau perbedaan suhu ketika kristal Cu mulai melebur dan suhu dimana kristal Cu mencair seluruhnya ialah 580C atau sama dengan 331 K. Dan rata-rata suhu dari titik leleh tersebut ialah 570C atau sama dengan 330 K.
Kristal Cu memiliki titik lebur yang cukup tinggi yakni 860C, hal ini disebabkan kristal Cu merupakan zat yang murni atau zat yang tidak terdapat zat pengotor. Karena tidak adanya zat pengotor inilah, sehingga gaya tarik antar molekul atom Cu semakin kuat. Dan karena kristal Cu merupakan zat murni juga, sehingga suhu jangkauan titik leleh dan suhu rata-rata titik leleh cukup besar.


I.       KESIMPULAN
Dari hasil percobaan yang dilakukan dapat di ambil kesimpulan bahwa kristal Cu memiliki titik leleh atau titik lebur yang cukup besar yakni 860C. Hal ini disebabkan karena kristal Cu merupakan zat yang murni sehingga gaya tarik antar molekul atom Cu semakin kuat.














Percobaan No.5











PENENTUAN TITIK DIDIH





















A.    TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari melakukan percobaan ialah untuk dapat menentukan titik didih dari suatu zat (Tembaga).


B.     PRINSIP PERCOBAAN
Titik didih suatu cairan ialah temperatur pada tekanan uap yang meninggalkan cairan sama dengan tekanan luar. Bila tekanan uap sama dengan tekanan luar (tekanan yang dikenakan), maka akan mulai terbentuk gelembung-gelembung uap dalam cairan.


C.    DASAR TEORI
Titik didih suatu zat adalah suhu dimana gaya termal dari molekul cukup besar untuk mengatasi gaya kohesif yang mengikat zat tersebut dalam molekul-molekulnya pada fase cair, atau merupakan temperatur pada tekanan uap yang meninggalkan cairan sama dengan tekanan luar. Bila tekanan uap sama dengan tekanan luar (tekanan yang dikenakan), maka akan mulai terbentuk gelembung-gelembung uap dalam cairan. Karena tekanan uap dalam gelembung sama dengan tekanan udara, maka gelembung itu dapat mendorong diri lewat permukaan dan bergerak ke fase gas di atas cairan, sehingga cairan itu mendidih. Jangkauan titik didih dari zat cair merupakan perbedaan antara suhu ketika gelembung-gelembung berhenti, dengan suhu ketika gelembung-gelembung keluar dari tabung kapiler (Fredi, 2009).
Pada titik didih, suhu pada zat cair tidak berubah, disebabkan karena panas diserap untuk mengubah zat cair menjadi uap-uap air. Titik Didih suatu zat cair dipengaruhi oleh tekanan udara, artinya makin besar tekanan udara makin besar pula titik didih zat cair tersebut. Pada tekanan dan temperatur udara standar (76 cmHg, 25ºC) titik didih air sebesar 100ºC. Artinya pelarut murni akan mendidih bila tekanan uap jenuh pada permukaan cairan sama dengan tekanan udara luar, tetapi jika dalam zat cair tersebut dilarutkan larutan yang lebih rendah di banding tekanan uap jenuh pelarut murni, menyebabkan titik didih larutan lebih tinggi dari pada titik didih pelarut murni (Naen, dkk, 2013).
Titik didih adalah salah satu sarana untuk mengidentifikasi zat. Identifikasi zat dilakukan sebagian besar dengan bantuan metode spektroskopi, tetapi data titik didih diperlukan untuk melaporkan cairan baru (Agus, 2011). Titik didih juga dapat digunakan untuk memperkirakan secara tak langsung berapa kuatnya gaya tarik menarik antara molekul cairan. Cairan yang gaya tarik antar molekulnya kuat, titik didihnya tinggi dan sebaliknya, bila gaya tariknya lemah maka titik didihnya rendah (Fredi, 2009).



D.    ALAT DAN BAHAN
1.      Alat
Ø  Gelas kimia
Ø  Pembakar spiritus
Ø  Batang pengaduk
Ø  Tabung kapiler
Ø  Termometer

2.      Bahan
Ø  Minyak


E.     PROSEDUR KERJA
1.      Memanaskan penangas dan menaikkan suhu dengan cepat, kemudian melambat sampai gelembung-gelembung yang cepat dan sedikit lebih tinggi beberapa derajat.
2.      Keluarkan api dan mendinginkan penangas dengan lambat sambil diaduk. Mencatat suhu (sebagai T1)  dimana gelembung berhenti dan zat cair masuk dalam tabung kapiler.
3.      Memanaskan kembali minyak sambil mengaduk untuk menaikkan suhu. Catat suhu (sebagai T2) dimana gelembung-gelembung mulai keluar dari tabung kapiler.


F.     HASIL PENGAMATAN
Tabel Hasil Pengamatan.
NO.
PENGAMATAN
HASIL PENGAMATAN
1.
Suhu ketika gelembung berhenti dan zat cair masuk kedalam tabung kapiler (T1)
29 0C
2.
Suhu ketika gelembung keluar dari tabung kapiler (T2)
68 0C
3.
Jangkauan titik didih (T2-T1)
39 0C
4.
Titik didih
48.5 0C


G.    ANALISIS DATA
Diketahui: T1= 290C
                  T2= 680C
            Ditanya  : Jangkauan titik didih dan rata-rata titik didih


            Jawab      :
Ø  Jangkauan titik didih
T2 – T1 = 680C – 290C
            = 390C

Ø  Rata-rata titik didih
             
           
           


H.    PEMBAHASAN
Titik didih suatu zat adalah suhu dimana gaya termal dari molekul cukup besar untuk mengatasi gaya kohesif yang mengikat zat tersebut dalam molekul-molekulnya pada fase cair, atau merupakan temperatur pada tekanan uap yang meninggalkan cairan sama dengan tekanan luar.
Pada percoaan penentuan titik didih digunakan kristal tembaga (Cu). Kristal Cu dimasukkan dalam penangas air, kemudian dipanaskan di atas pembakar spiritus. Ketika dipanaskan, nampak adanya gelembung-gelembung yang disebabkan karena tekanan uap dalam gelembung sama dengan tekanan udara, maka gelembung itu dapat mendorong diri lewat permukaan dan bergerak ke fase gas di atas campuran atau larutan, sehingga larutan tersebut mendidih. Kemudian pemanasan dihentikan dan suhu ketika gelembung gas berhenti ialah 290C. Kemudian larutan kembali dipanaskan hingga gelembung keluar dari tabung kapiler, dan suhu pada keadaan tersebut ialah 680C. Sehingga jangkauan titik leleh atau perbedaan suhu ketika gelembung berhenti dan suhu dimana gelembung keluar dari tabung kapiler 390C. Dan rata-rata suhu dari titik didih tersebut ialah 48.50C.
Sehingga dapat dikatakan bahwa pada suhu 680C kristal Cu dalam pelarut air telah berada pada tekanan uap jenuh pada tekanan permukaan cairan sama dengan tekanan udara luar, dan gaya tarikan antar atom kristal Cu juga besar kerena titih didih yang relatif cukup tinggi tersebut.


I.       KESIMPULAN
Dari hasil percobaan yang dilakukan dapat di ambil kesimpulan bahwa kristal Cu dalam pelarut air memiliki titik didih yang cukup besar yakni 680C. Hal ini disebabkan karena gaya tarik antar atom Cu semakin kuat. Dan pada suhu tersebut campuran telah berada pada tekanan uap jenuh yaitu tekanan pada permukaan cairan sama dengan tekanan udara luar.


Percobaan No.7





SIFAT-SIFAT ALKOHOL





bagan 12.45











A.    TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan melakukan praktikum ialah untuk mengetahui beberapa sifat fisika dan sifat kimia dari alkohol.


B.     PRINSIP PERCOBAAN
Alkohol merupakan senyawa yang bersifat polar dan kepolarannya ditunjukkan dengan adanya ikatan:
   Oδ-       Hδ+
Sifat kepolaran alkohol di tunjukkan terhadap sifat-sifat fisika dan kimianya.


C.    DASAR TEORI
Alkohol merupakan suatu senyawa organik yang tersusun dari unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen. Sifat lain dari alkohol dapat ditentukan dari letak gugus hidroksil pada atom C yang dikenal sebagai; alkohol primer (RCH2 – OH) dimana gugus hidroksida terikat oleh atom karbon primer; alkohol sekunder (RC­ – OH)  dimana gugus hidroksida terikat oleh atom sekunder; dan alkohol tertier (RC­ – OH) dimana gugus hidroksida terikat oleh atom karbon tersier. Alkohol juga merupakan senyawa yang bersifat polar dan kepolarannya ditunjukkan dengan adanya ikatan:
Oδ-       Hδ+
Karena alkohol memiliki gugus OH yang bersifat polar dan gugus alkil (R) yang bersifat nonpolar sehingga kelarutan alkohol dalam air semakin rendah seiring bertambah panjangnya rantai hidrokarbon. Sifat kepolaran alkohol di tunjukkan terhadap sifat-sifat fisika dan kimianya.
Sifat fisika dari alkohol antara lain:
1.      Titik didih
Karena alkohol dapat membentuk ikatan hidrogen antara molekul-molekulnya, maka titik didih alkohol lebih tinggi dari pada titik didih alkil halida atau eter, yang bobot molekulnya sebanding. Faktor-faktor yang menentukan titik didih dari alkohol yaitu berat molekul dimana semakin besar berat molekulnya, semakin tinggi titik didihnya; bentuk molekul dimana senyawa yang memiliki rantai cabang, titik didihnya akan menurun; dan ikatan hidrogen (Sastrohamidjojo.2011).
2.      Kelarutan dalam air
Alkohol memiliki berat molekul yang kecil ( karakter karbon berkisar dua sampai tiga), sehingga dapat larut tak terbatas dalam air. Jika berat alkohol bertambah besar atau karakter unsur karbonnya semakin banyak, maka alkohol sukar larut dalam pelarut air.


Dan sifat-sifat kimia alkohol antara lain:
1.      Oksidasi alkohol
Oksidasi alkohol primer dengan menggunakan natrium bikromat dan asam sulfat akan menghasilkan suatu aldehida dan air, oksidasi alkohol sekunder dengan menggunakan natrium bikromat dan asam sulfat akan menghasilkan suatu keton dan air, dan oksidasi alkohol tersier oleh oksigen akan menghasilkan campuran asam karboksilat, keton, karbon diokasida dan air.
2.      Reaksi dengan natrium
Alkohol bereaksi dengan logam natrium menghasilkan suatu alkoksida dan hasil sampingnya berupa gas hidrogen.
3.      Reaksi dengan asam halida
Alkohol bereaksi dengan asam halida menghasilkan alkil halida dan air.
4.      Esterifikasi
Alkohol bereaksi dengan asam karboksilat menghasilkan ester dan produk samping berupa air. Reaksi yang terjadi merupakan reaksi  kesetimbangan.
5.      Dehidrasi alkohol
Dehidrasi alkohol dengan suatu asam sulfat akan menghasilkan alkena dan air.
Dari macam sifat fisika dan sifat kimia alkohol tersebut, sehingga secara umum senyawa alkohol mempunyai beberapat sifat yaitu mudah terbakar; mudah bercampur dengan air; bentuk fasa pada suhu ruang dengan C 1 sampai dengan C 4 berupa gas atau cair, C 5 sampai dengan C 9 berupa cairan kental seperti minyak, C 10 atau lebih berupa zat padat; dan pada umumnya alkohol mempunyai titik didih yang cukup tinggi dibandingkan alkananya pada rantai hidrokarbon. Hal ini disebabkan karena adanya ikatan hidrogen atas molekulnya.
            Alkohol banyak saring ditemui dalam kehidupan sehari-hari karena berbagai penggunaan. Beberapa penggunaan senyawa alkohol tersebut antara lain digunakan sebagai pelarut; etanol (kelompok alkohol) dengan kadar 76% digunakan sebagai zat antiseptik; etanol juga banyak sebagai bahan pembuat plastik, bahan peledak, dan kosmestik; campuran etanol dengan metanol digunakan sebagai bahan bakar yang biasa dikenal dengan nama Spirtus; dan etanol banyak digunakan sebagai bahan dasar pembuatan minuman keras.


D.    ALAT DAN BAHAN
1.      Alat
Ø  Pipet tetes
Ø  Kaca arloji
Ø  Tabung reaksi
Ø  Pembakar spiritus
Ø  Gelas kimia
Ø  Plat tetes

2.      Bahan
Ø  Alkohol
Ø  Air
Ø  Asam asetat
Ø  H2SO4
Ø  K2Cr2O7
Ø  Kawat tembaga


E.     PROSEDUR KERJA
a)      Sifat Fisika
1.      Meneteskan 3 tetes alkohol pada kaca arloji dan mencatat sifat fisikanya.
2.      Kelarutan dalam air
Meneteskan 5 tetes alkohol dalam tabung reaksi yang sudah di isi dengan 1 ml air. Mengocoknya dan mencatatat larutannya.

b)      Sifat Kimia
1.      Esterifikasi
Mengukur 2 ml etanol absolut (100%) dan menambah 10 tetes asam asetat dan 5 tetes H2SO4 pekat. Memanaskan campuran tersebut dalam penangas air. Menuangkan campuran kedalam gelas kimia yang sudah di isi dengan 25 ml air. Mencatat aroma gas yang dihasilkan.
2.      Oksidasi
Ø  Mengamil 2 etanol dan menambahkan 5 tetes H2SO4 pekat dan 1 sendok K2Cr2O4. Memanaskan larutan dalam penangas sampai mendidih. Dan mencium aroma gas yang dihasilkan.
Ø  Meneteskan metanol ke dalam lubang pelat tetes. Membuat spiral dari kawat Cu sepanjang 10 cm. Memanaskan kawat sampai berpijar dan mencelupkan ke dalam metanol. Dan mencium aroma gas yang dihasilkan.



F.     HASIL PENGAMATAN
Tabel Hasil Pengamatan
a.       Sifat Fisika
NO.
PENGAMATAN
HASIL PENGAMATAN
1.
Alkohol pada kaca arloji
Larutan bening dan mengeluarkan aroma yang khas.
2.
Alkohol + Air
Larutan kuning keruh dan mengeluarkan aroma yang khas.
b.      Sifat Kimia
NO.
PENGAMATAN
HASIL PENGAMATAN
1.
Etanol + Asam Asetat + H2SO4 dipanaskan kemudian di campur air
Larutan bening
2.
Etanol + H2SO4 + K2Cr2O4


Metanol + Kawat Cu
Campuran berwarna merah dan mengeluarkan aroma

Adanya aroma yang menyengat.


G.    ANALISIS DATA
a.       Sifat- Sifat Fisika
1.      Alkohol pada kaca arloji
Warna: bening
Aroma: memiliki aroma dan bau yang sedikit menusuk
Fasa: cair
2.      Kelarutan dalam air
Alkohol tercampur dengan air dengan larutan berwarna kuning keruh, dan mengeluarkan aroma atau bau.

b.      Sifat Kimia
1.      Esterifikasi
       O              H2SO4 (panas)        O
H3C    CH2    OH + H3C    C    O    H                           H3C   C    O    CH2   CH3 + H2O
         Etanol                       Asam Asetat                                      Etil Asetat                 Air

2.      Oksidasi
*        Etanol + H2Cr2O7 dengan katalis H2SO4
Campuran berwarna merah dengan adanya aroma atau bau yang dihasilkan.
                                                H2SO7(panas)                          H2O
K2Cr2O7                              (H2Cr2O7)                    H2Cr2O4
                    kalium bikromat                      tidak Stabil                      asam kromat


                                                                                     O                                                                          O
            H3C   CH2   OH + HO   Cr   OH                    H3C   CH2   O   Cr   OH + H2O
    O                                                        O
                     etanol                  asam kromat                     etil hidrogen kromat                      air
*        Metanol + Cu
Ketika Cu di celupkan dalam metanol, menghasilkan aroma atau bau yang menyengat.

               CH3O    H + Cu                 CH3     O-  Cu+  + H2
                 metanol                       Tembaga metoksi


H.    PEMBAHASAN
Alkohol merupakan suatu senyawa organik yang tersusun dari unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen. Alkohol berdasarkan gugus –OH nya yang berikatan dengan alkil di bagi menjadi tiga jenis, yakni: alkohol primer (RCH2 – OH) dimana gugus hidroksida terikat oleh atom karbon primer; alkohol sekunder (RC­ – OH)  dimana gugus hidroksida terikat oleh atom sekunder; dan alkohol tertier (RC­ – OH) dimana gugus hidroksida terikat oleh atom karbon tersier.
Alkohol memiliki sifat-sifat fisika yakni berwarna bening, mempunyai aroma yang khas, dan berupa cairan, serta kelarutan alkohol mudah melarut dalam air. Kelarutan alkohol ini ditunjukkan, ketika alkohol dalam hal ini etanol di tetes dalam air, larutan tercampur dan berubah warna menjadi kuning keruh. Ini disebabkan karena karakter karbon dalam etanol sebanyak 2 buah (CH3CH2OH), dimana etanol merupakan janis alkohol yang mempunyai berat molekul yang kecil sehingga mudah larut dalam air.
Selain sifat fisika, alkohol juga memiliki sifat kimia yang ditunjukkan melalui reaksi-reaksi yang terjadi pada alkohol. Dalam percaobaan reaksi yang diamati ialah reaksi esterifikasi dan reaksi oksidasi.
1.      Esterifikasi
Pada proses esterifikasi, etanol bereaksi dengan asam asetat dengan bantuan katalis asam sulfat panas. Karena adanya katalis ini mengakibatkan ikatan antar atom karbon pada etanol dan asam asetat tidak stabil, sehingga melepasnya salah satu ikatan hidrogen pada atom karbon yang mengikat gugus –OH pada etanol. Dan pada asam asetat, ikatan antara atom karbon dengan –OH juga putus. Dan atom-atom yang putus atau terpotanasi tersebut saling berikatan membentuk molekul air sebagai hasil sampingannya. Dan atom oksigen dari etanol akan berikatan dengan atom karbon dari asam asetat, sehingga terbentuk sebuah hasil utama berupa senyawa ester yakni etil asetat.
2.      Oksidasi
*        Etanol + K2Cr2O7 dengan katalis H2SO4
Pada reaksi oksidasi etanol dengan kalium bikromat dengan katalisator asam sulfat panas, proses pertama yang terjadi ialah kalium bikromat di ubah menjadi jadi H2Cr2O7 dimana atom K putus dan atom H daro H2SO4 berikatan dengan Cr2O7  sehingga tidak stabil oleh asam sulfat, kemudian oleh air yang berasal dari asam sulfat panas ini mereduksi kalium bikromat tersebut menjadi asam kromat. Dan asam kromat inilah yang digunakan pada proses oksidasi.
Etanol bereaksi dengan  asam kromat dan dengan adanya katalis asam sulfat, menyebabkan ikatan antara atom karbon pada etanol dan asam kromat tidak stabil, sehingga melepasnya salah satu ikatan hidrogen pada atom karbon yang mengikat gugus –OH pada etanol. Dan pada asam kromat, salah satu ikatan antara atom karbon dengan gugus –OH juga putus. Dan atom-atom yang putus atau terpotanasi tersebut saling berikatan membentuk molekul air sebagai hasil sampingannya. Dan atom oksigen dari etanol akan berikatan dengan atom karbon dari asam kromat, sehingga terbentuk sebuah hasil utama yakni etil hidrogen kromat,hal ini detandai dengan warna campuran yang berubah menjadi merah dan mengeluarkan atau menghasilkan bau, dan proses ini merupakan proses yang terjadi pada alkohol primer karena di lihat dari hasilnya.
*        Metanol + Cu
Alkohol dapat bereaksi dengan dengan logam-logam dari golongan I, II, dan III. Alkohol yang digunakan pada percobaan ialah metanol, dan logamnya ialah tembaga (Cu) yang merupakan logam pada golongan I B. Reaksi yang terjadi terlihat ketika kawat Cu dipanaskan kemudian dicelupkan pada metanol, tercium aroma atau bau yang sangat menyengat. Bau ini berasal dari senyawa tembaga metoksi yang terbentuk dari hasil reaksi metanol dan tembaga. Dimana tembaga teroksidasi dan melepas elektron dan bermuatan positif, dan hidrogen tereduksi dengan menangkap elektron yang di lepas dan membentuk gas hidrogen netral.


I.       KESIMPULAN
Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa alkohol memiliki sifat-sifat fisika dan sifat-sifat kimia. Pada sifat fisika alkohol, alkohol merupakan zat cair, berwarna bening dan memiliki bau yang khas, dengan kelarutan dalam air tergantung dari ukuran molekul atau banyaknya atom karbon dalam senyawa alkohol tersebut. Jika ukuran molekul kecil kerena jumlah atom karbonnya yang sedikit, maka alkohol mudah larut dalam air, dan sebaliknya. Dan pada sifat kimia di lihat hari reaksi dan hasil reaksinya. Misalnya  Esterifikasi, yang pada prosesnya menghasilkan senyawa menghasilkan ester dan produk samping berupa air. Dan oksidasi, pada prosesnya dengan kalium bikromat dan asam sulfat akan menghasilkan suatu aldehida dan air untuk alkohol primer, menghasilkan keton dan air untuk alkohol tersier, dan menghasilkan senyawa campuran  asam karboksilat, keton, karbon diokasida dan air pada alkohol tersier. Dan alkohol juga dapat bereaksi dengan logam-logam dari golongan I, II, dan III.


Percobaan No.8





ALKOHOL


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg54UQsTrjeA7NV8CLdqJZs9x6fMNPavBR58YiMmnbke1ZlTE1y1fdTj8cVU2H588zGXi3gAaPll0ZrhSDGg2BWdoQmwHzAdMlXjL515I1x0qIJyKOKaBitIPmy6bzNSvwQZ3HRgWdEP88/s1600/download.jpg












A.    TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan melakukan percobaan ialah untuk mempelajari salah satu reaksi alkohol yang melibatkan pemutusan ikatan karbon oksigen (dehidrasi) dan cara pengujian kadar air dalam alkohol.


B.     PRINSIP PERCOBAAN
Alkohol mempunyai rumus R-OH, dapat mengalami dehidrasi yaitu lepasnya air dari alkohol karena pemanasan yang dilakukan dengan asam sulfat (H2SO4).


C.    DASAR TEORI
Alkohol mempunyai rumus R-OH. Senyawa alkohol merupakan senyawa yang penting dalam kimia organik. Alkohol merupakan tulang punggung dalam sintesis senyawa-senyawa organik, karena gugus –OH dapat diubah, baik secara langsung maupun tidak langsung menjadi gugus-gugus lain.
Alkohol adalah senyawa seperti air yang satu hidrogennya diganti oleh rantai atau cincin hidrokarbon.


http://www.chem-is-try.org/images/sifat/oxygencpds.gif
 




Gugus –OH yang terikat pada atom karbon jenuh merupakan senyawa yang di sebut alkohol. Klasifikasi alkohol tergantung pada struktur gugus alkil yang terikat pada gugus –OH. Klasifikasi atau jenis dari alkohol yaitu:
Ø  Alkohol primer
Dengan struktur, hanya satu gugus alkil (R) yang terikat pada gugus –OH.
 
Ø  Alkohol sekunder
Dengan struktur, terdapat dua gugus alkil (R) yang melekat pada gugus –OH.
Ø  Alkohol tersier
Dengan struktur, terdapat tiga gugus alkil (R) yang melekat pada gugus –OH.

Pada alkohol terjadi reaksi yang melibatkan pemutusan ikatan karbon-oksigen (R-OH), salah satunya ialah ketika alkohol dipanaskan dengan asam sulfat (H2SO4) atau asam fosfat (H3PO4) akan menghasilkan alkena dan air, lepasnya alkena dan air ini disebut juga dengan dehidrasi. Dehidrasi juga dapat dilakukan dengan mengalirkan uap alkohol pada alumina yang dipanaskan (Al2O3).
Agen pengoksidasi yang digunakan pada reaksi-reaksi oksidasi biasanya adalah sebuah larutan natrium atau kalium dikromat (VI) yang diasamkan dengan asam sulfat encer. Jika oksidasi terjadi, larutan orange yang mengandung ion-ion dikromat (VI) direduksi menjadi sebuah larutan hijau yang mengandung ion-ion kromium (III).
1.      Oksidasi Alkohol primer
Alkohol primer bisa dioksidasi baik menjadi aldehid maupun asam karboksilat tergantung pada kondisi-kondisi reaksi. Untuk pembentukan asam karboksisat, alkohol pertama-tama dioksidasi menjadi sebuah aldehid yang selanjutnya dioksidasi lebih lanjut menjadi asam.
Ø  Oksidasi parsial menjadi aldehid
Oksidasi alkohol akan menghasilkan aldehid jika digunakan alkohol yang berlebihan, dan aldehid bisa dipisahkan melalui distilasi sesaat setelah terbentuk. Alkohol yang berlebih berarti, tidak ada agen pengoksidasi yang cukup untuk melakukan tahap oksidasi kedua.
Dalam kimia organik, versi-versi sederhana dari reaksi ini sering digunakan dengan berfokus pada apa yang terjadi terhadap zat-zat organik yang terbentuk. Untuk melakukan ini, oksigen dari sebuah agen pengoksidasi dinyatakan sebagai [O]. Penulisan ini dapat menghasilkan persamaan reaksi yang lebih sederhana yakni:
http://www.chem-is-try.org/images/sifat/makealdsimple.gif
Ø  Oksidasi sempurna menjadi asam karboksilat
Untuk melangsungkan oksidasi sempurna, kita perlu menggunakan agen pengoksidasi yang berlebih dan memastikan agar aldehid yang terbentuk pada saat produk setengah-jalan tetap berada dalam campuran.
Persamaan reaksi sempurna untuk oksidasi etanol menjadi asam etanoat adalah sebagai berikut:

    3CH3CH2OH + 2Cr2O72- + 16H+                            3CH3COOH + 4Cr3+ + 11H2O
Persamaan reaksi yang lebih sederhana dapat ditulis sebagai berikut:     http://www.chem-is-try.org/images/sifat/aldtoacid.gif
2.      Alkohol sekunder
Alkohol sekunder dioksidasi menjadi keton. Sebagai contoh, jika alkohol sekunder  propanol-2, dipanaskan dengan larutan natrium atau kalium dikromat(VI) yang diasamkan dengan asam sulfat encer, maka akan terbentuk propanon. Reaksi tersebut dapat ditulis sebagai berikut:
http://www.chem-is-try.org/images/sifat/makeketdiag.gif
Jika melihat kembali tahap kedua reaksi alkohol primer, akan melihat bahwa ada sebuah atom oksigen yang "disisipkan" antara atom karbon dan atom hidrogen dalam gugus aldehid untuk menghasilkan asam karboksilat. Untuk alkohol sekunder, tidak ada atom hidrogen semacam ini, sehingga reaksi berlangsung lebih cepat.
3.      Alkohol tersier
Alkohol-alkohol tersier tidak dapat dioksidasi oleh natrium atau kalium dikromat(VI). Bahkan tidak ada reaksi yang terjadi. Jika memperhatikan apa yang terjadi dengan alkohol primer dan sekunder, akan melibat bahwa agen pengoksidasi melepaskan hidrogen dari gugus -OH, dan sebuah atom hidrogen dari atom karbon terikat pada gugus -OH. Alkohol tersier tidak memiliki sebuah atom hidrogen yang terikat pada atom karbon tersebut.
Kebanyakan alkohol alifatik digunakan dilaboratorium, klinik, dan industri. Isopropil alkohol merupakan cairan tak berwarna dan hampir tak berbau (td 820C), alkohol ini digunakan untuk keperluan pijat dan menurunkan suhu demam. Juga digunakan sebagai pelarut minyak wangi, krim, lotion, dan kosmetik. Etilena glokol (td 1970C) adalah senyawa utama anti beku. Keuntungannya dibanding cairan bertitik didih tinggi lainnya ialah kelarutannya dalam air dan rendahnya titik beku (-17,40C). Gliserol adalah cairan kental manis dan larut air. Digunakan sebagai pelumas dalam obat wasir dan pelembab dalam kosmetik, makanana dan obat-obatan (Wilbraham. 1992).
D.    ALAT DAN BAHAN
1.      Alat
Ø  Tabung reaksi
Ø  Pembakar spiritus
Ø  Gelas kimia

2.      Bahan
Ø  Butanol-2 2M
Ø  CaCO3
Ø  CuSO4
Ø  Alkohol bebas air


E.     PROSEDUR KERJA
                  1.            Dehidrasi Alkohol
i.        Memasukkan sekitar 10 ml butanol-2 2M ke dalam tabung reaksi,
ii.      Menambah1 gram CaCO3
iii.    Menyumbat tabung reaksi dan memanaskannya selama 2 menit dalam penangas air.
                  2.            Uji Air Dalam Alkohol
i.      Meletakkan CuSO4 yang bebas air pada 2 tabung reaksi yang kering,
ii.    Menambah 2ml butanol-2 pada tabung reaksi satu, dan 2 ml alkohol bebas air pada tabung ke dua. Mengamati hasilnya,
iii.  Kemudian menambah satu tetes air ke dalam masing-masing tabung dan mengamatinya


F.     HASIL PENGAMATAN
Tabel Hasil Pengamatan
NO.
PENGAMATAN
HASIL PENGAMATAN
1.







2.
Dehidrasi Alkohol
Butanol-2 + CaCO3
Sebelum dipanaskan         


Sesudah dipanaskan


Uji Air Dalam Alkohol
Butanol-2 + CuSO4

Alkohol murni + CuSO4

Air ditambah dalam tabung reaksi


Larutan tidak menyatu dimana terdapat endapan berwarna putih dan  larutan berwarna bening.

Adanya gelembung gas, ada endapan putih, dan laturan bening.


Terbentuk endapan biru dan larutan jernih

Terbentuk endapan biru dan larutan tampak keruh

Terdapat cincin yang memisahkan larutan (cincin berada ditengah).


G.    ANALISIS DATA
1.      Dehidrasi Alkohol
      OH                                           CaCO3
CH3     CH     CH2     CH3                                               H3C     +CH     CH2     CH3  + OH-
Butanol-2 
H2C     +CH     CH2     CH3  + OH-                       H2C-     +CH    CH2    CH3  + H2O
     H
                              H2C    CH    CH2    CH3  + H2O
                                          Butena
2.      Uji air dalam alkohol
            OH                                                                             Cu                    
CH3     CH     CH2     CH3                + CuSO4                 H3C    CH     CH2     CH3  + SO4 + H2O
   Butanol-2    
            
H3C     CH2      OH  + CuSO4                  H3C    CH2     Cu  + SO4 + H2O
        Eetil alkohol


H.    PEMBAHASAN
Alkohol merupakan tulang punggung dalam sintesis senyawa-senyawa organik, karena gugus –OH dapat diubah, baik secara langsung maupun tidak langsung menjadi gugus-gugus lain. Dalam reaksi alkohol melibatkan pemutusan ikatan oksigen-hidrogen sehingga menghasilkan garam-garam logam, ester, atau aldehid, keton, dan senyawa asam. Dan melibatkan reaksi pemutusan ikatan karbon-oksigen. Pada percobaan ini dilakukan dalam dua tahapan, yang pertama ialah reaksi yang melibatkan pemutusan ikatan karbon-oksigen yang disebut dengan dehidrasi dan yang kedua uji air dalam alkohol.
Melepasnya air dari alkohol sering disebut dengan dehidrasi alkohol yang dapat menghasilkan alkena dan air. Pada percobaan dehidrasi alkohol ini, digunakan jenis alkohol yakni butanol-2 yang direaksikan dengan CaCO3 sehingga terbentuk endapan putih dengan warna larutan bening. Ini dikarenakan ikatan gugus –OH pada butanol-2 putus, sehingga atom karbon yang mengikat gugus –OH tersebut menjadi bermuatan positif. Kemudian ketika di panaskan, oleh panas yang berfungsi sebagai katalis kembali mengoksidasi ikatan antara salah satu atom hidrogen dengan atom karbon, hingga ikatan tersebut putus. Dan atom H putus menjadi positif dan berikatan dengan gugus –OH- membentuk molekul air yang ditandai dengan adanya gelembung-gelembung gas pada saat pemanasan. Dan atom karbon yang melepas ikatan dengan atom hidrogen tersebut menjadi negatif. Karena pada atom karbon ada yang bermuatan positif dan ada yang negatif, sehingga kedua atam karbon tersebut saling membentuk ikatan rangkap yang dinamakan dengan senyawa alkena (butena, hal ini ditandai dengan terbentuknya endapan putih pada reaksi.).
Pada uji air dalam alkohol digunakan dua jenis alkohol, yakni butanol-2 dan alkohol. Ketika masing-masing larutan tersebut ditambah CuSO4, pada tabung yang berisi butanol-2 nampak terbentuk endapan berwarna biru, demikian juga pada tabung yang berisi alkohol nampak endapan berwarna biru. Endapan berwarna biru ini membuktikan bahwa dalam kedua jenis alkohol tersebut mengandung air karena dalam reaksinya dengan CuSO4 menghasilkan air dan sulfat (SO4). Endapan biru terbentuk karena ketika CuSO4 yang memiliki endapan berwarna putih terkontaminasi dengan air, maka endapan putih tersebut menjadi endapan berwarna biru.


I.       KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat di simpulkan bahwa dehidrasi alkohol merupakan reaksi dimana alkohol kehilangan air atau pada gugus alkohol terjadi pemutusan ikatan karbon oksigen membentuk alkena dan air. Dan pada uji air dalam alkohol, ternyata jenis alkohol yang dipakai dalam percobaan masih terkandung air. Air ini dapat diketahui dengan mereaksikan alkohol dengan tembaga sulfat. Jika nampak endapan berwarna biru, maka alkohol tersebut masih mengandung air.












Percobaan No.10






ASAM KARBOKSILAT






Horizontal Scroll:               O

R   C      O          H
Asam karboksil
 
 













 



















A.    TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari melakukan praktikum ialah untuk dapat mengetahui sifat-sifat dari asam  karboksilat.


B.     PRINSIP PERCOBAAN
Senyawa organik yang mengandung gugus karboksil dan bersifat asam disebut asam karboksilat.Sehingga rumus umum dari asam karboksilat ialah:
              O                                      O

             C      O     H             R     C     O     H              R   COOH atau R     CO2H
Gugus karboksil                         asam karboksil                               struktur ditulis ringkas
Kelarutan dalam air dan titik didih dari asam karboksilat mirip dengan alkohol, dan untuk titik leburnya, asam karboksilat memiliki titik lebur pada suhu yang rendah.

C.    DASAR TEORI
Gabungan dari gugus karbonil dan gugus hidroksil pada atom karbon yang sama disebut dengan gugus karboksil. Senyawa organik yang mengandung gugus karboksil dan bersifat asam disebut asam karboksilat (Sastrohamidjojo. 2011). Sehingga rumus umum dari asam karboksilat ialah:
   O                                     O

              C      O     H              R     C     O      H           R     COOH atau R     CO2H
Gugus karboksil               asam karboksil                               struktur ditulis ringkas

            Asam karboksilat diklasifikasikan sesuai dengan substituen yang terikat pada gugus karbonil. Asam alifatik memiliki gugus akil yang terikat pada gugus karbonil. Asam alifatik memiliki gugus alkil yang terikat pada gugus karboksil, sedangkan asam aromatik memiliki gugus aril. Asam yang paling sederhana adalah asam format dengan sebuah proton terikat pada gugus karboksil. Asam lemak merupakan asam alifatik rantai paling panjang yang diturunkan dari hasil hidrolisis lemak dan minyak.

            O                                                  O                                                     O


 
H      C      O       H     CH3        CH2          C      O       H                                     C       O      H
    Asam Format                       Asam Alifatik                                                Asam Benzoat

            Asam karboksilat melepas proton yang dihasilkan dari pemutusan heterolitik ikatan O-H dan ion karboksilat.
Adapun sifat-sifat yang dimiliki oleh asam karboksilat adalah sebagai berikut:
1.      Reaksi Pembentukan Garam
Garam organik yang membentuk dan memiliki sifat fisik dari garam anorganik padatannya, NaCl dan  KNO3 adalah garam organik yang meleleh pada temperatur tinggi, larut dalam air dan tidak berbau. Reaksi yang terjadi adalah:
HCOOH + NaOH → HCOONa + H2O
2.      Reaksi Esterifikasi
Ester asam karboksilat ialah senyawa yang mengandung gugus –COOR dengan R dapat berbentuk alkil. Ester dapat di bentuk dari reaksi langsung antara asam karboksilat dengan alkohol. Secara umum reaksinya adalah:
RCOOH + R’OH → RCOOR + H2O
3.      Reaksi Oksidasi
Reaksi terjadi pada pembakaran atau oleh reagen yang sangat kokoh dan kuat seperti asam sulfat, CrO3, panas.Gugus asam karboksilat teroksidasi sangat lambat.
4.      Pembentukan Asam Karboksilat
Beberapa cara pembentukan asam karboksilat dengan jalan sintesa dapat dikelompokkan dalam 3 cara yaitu: reaksi hidrolisis turunan asam karboksilat, reaksi oksidasi, reaksi Grignat.
Asam karboksilat yang berat molekulnya hampir sama dengan alkohol, aldehida, atau keton, mendidih pada suhu yang lebih tinggi, misalkan saja asam format yang mendidih pada suhu 100.50C, sedangkan etanol mendidih pada suhu 780C dan asetaldehida yang mendidih pada suhu 210C. Hal ini disebabkan karena gugus karboksil mengandung gugus C=O dan gugus –O-H yang keduanya bersifat polar. Asam karboksilat dalam fasa cair maupun uap berada dalam keadaan demer, artinya keadaan menunjukkan adanya ikatan hidrogen intermolekul antara C=O dari satu molekul dengan gugus –O-H dari molekul air.
       O-------H         O
                                    R         C                                   C          R
                                                      O          H-------O
            Kelarutan dalam air dari asam karboksilat mirip dengan alkohol. Asam karboksilat dengan empat atom karbon atau kurang, larut sempurnah dalam air. Kelarutannya disebabkan karena terjadi ikatan hidrogen antara gugus karboksil dengan air. Dan asam karboksilat dengan lima atom karbon atau lebih, larut sebagian atau bahkan tidak larut dalam air.
Asam karboksilat yang mengandung 8 atau lebih atom karbon biasanya berwujud padat, kecuali bila mengandung ikatan rangkap. Adanya ikatan rangkap dalam rantai lurus akan mengurangi atau menghalangi terbentuknya kisi-kisi kristal yang stabil. Sehingga melebur pada suhu yang rendah atau terjadi penurunan titik leleh.
            Adapun reaksi-reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
1.      Reaksi pembentukan garam                                               O
CH3 – (CH2)10 – COOH + NaOH → CH3(CH2)10  C – ONa  + H2O
            Asam laurat                             Natrium laurat
Garam natrium dari asam karbon tinggi adalah bahan dasar untuk sabun
                                                                                             
Hexagon:                              COOH                                                    COONa +CO2  + H2O
                                          + NaHCO3
                                       
                                                                                    Na – benzoat


2.      Pembentukan klorida asam

        O
R – C – OH  + SOCl2                      O             +  SO2 + HCl
                         PCl3                       R – C                         +  PCl + HCl
                                 PCl5                                Cl    + PCl3 + HCl
3.      Pembentukan ester

Hexagon:                                                                                                O
                            COOH                                                    C
                                          + CH3OH                                          OCH3
                                                                                       Metil benzoat
           

D.    ALAT DAN BAHAN
1.      Alat
Ø  Gelas ukur
Ø  Tabung reaksi
Ø  Sendok
Ø  Gelas kimia
Ø  Pembakar spiritus
Ø  Kertas universal


2.      Bahan
Ø  Etanol
Ø  H2SO4
Ø  K2Cr2O
Ø  Bedak salisin
Ø  Ekstrak jeruk
Ø  Ekstrak belimbing
Ø  HCl
Ø  NaOH 1M


E.     PROSEDUR KERJA
1.      Pembuatan dari alkohol
Ø  Mengukur 2 ml etanol dan memasukkannya dalam gelas ukur,
Ø  Menambah 5 tetes H2SO4 pekat dan sati sendok kecil K2Cr2O7,
Ø  Memanaskan dalam penangasair sampai mendidih. Dan mencium aroma gas yang terbentuk,
Ø  Memanaskan kembali dalam penangas air selama 1 menit, lalu mencium aroma yang terbentuk.
2.      Sifat-sifat
a.       Sifat fisika
Ø  Mengambil 3 tabung reaksi dan memasukkan pada masing-masing tabung bedak salisin, ekstrak jeruk, dan ekstrak belimbing. Mengamati sifat-sifat fisika dari zat tersebut.
b.      Sifat keasaman
Ø  Menambah HCl kedalam masing-masing tabung pada percobaan a (sifat fisika), kemuadian menguji larutan tersebut dengan kertas lakmus.
c.       Dengan NaOH
Ø  Mengambil 3 tabung reaksi dan memasukkan pada masing-masing tabung bedak salisin, ekstrak jeruk, dan ekstrak belimbing. Kemudian menambah NaOH 1M tetes demi tetes pada setiap tabung reaksi sambil mengocoknya, dan  mengamati hasil yang terjadi.



F.     HASIL PENGAMATAN
Tabel Hasil Pengamatan
1.      Pembuatan dari alkohol
NO.
PENGAMATAN
HASIL PENGAMATAN
1.
Etanol + H2SO4 + K2Cr2O7


Dipanaskan sampai mendidih, kemudian diangkat.



Kembali dipanaskan selama 1 menit
Warna larutan berubah dari kuning menjadi hujau tua dan terdapat endapan coklat.

Saat dipanaskan larutan menjadi hijau, adanya gelembung gas dan berbau, serta terdapat endapan hitam.


Aroma atau bau yang dikeluarkan semakin menyengat.

2.      Sifat-sifat
PENGAMATAN
HASIL PENGAMATAN
a.   Sifat-sifat fisika
1.  Bedak


2.  Ekstrak Jeruk


3.  Ekstrak Belimbing

Warna putih kapur, tidak berbau, dan berupa bubuk.

Warna keruh kecoklatan, aromanya wangi, dan berupa cairan.

Warnah keruh, aromanya wangi, dan berupa cairan.
b.  Sifat Keasaman
1.      Bedak + HCl

2.      Ekstrak jeruk + HCl

3.      Ekstrak belimbing + HCl
1.       

Lakmus biru menjadi merah

Lakmus biru menjadi merah

Lakmus biru menjadi merah

c.  Dengan NaOH
2.      Bedak + NaOH

3.      Ekstrak jeruk + NaOH

4.      Ekstrak belimbing + NaOH

Terdapat endapan, larutan kuning.

Larutan keruh                                            

Larutan bening



G.    ANALISIS DATA
1.      Pembuatan dari alkohol

                                                H2SO7(panas)                             H2O
K2Cr2O7                              (H2Cr2O7)                    H2Cr2O4
                                   kalium bikromat                      tidak Stabil                             asam kromat



                                                                  O                                                                            O
            H3C   CH2   OH + HO   Cr   OH                    H3C   CH2   O   Cr   OH + H2O
                                                   O                                                       O
                     etanol                  asam kromat                     etil hidrogen kromat                      air

                            H            O                                                                               
H3C   C-    +O   Cr    OH                                 H3C   C    O  
                      H              O                                                    H          
    H2O                                                                               H3O
                                         

                                                                        H3C   C    O
                                                                                  H   asam metil karboksilat

2.      Sifat-sifat
a.       Sifat fisika
Pada bedak salisin memiliki warna putih kapur, tidak berbau, dan berupa padatan (bubuk); jeruk yang di ambil ekstraknya,ekstrak jeruk berwarna keruh kecoklatan, aromanya wangi, dan berupa cairan; dan pada belimbing yang diambil ekstraknya, ekstraks belimbing berwarna keruh, aromanya wangi, dan berupa cairan.
b.      Sifat keasaman
Bedak salisin
O           OH                                          O         Cl
                            C                                                          C

                                OH + HCl                                             O     Cl

                                                                                                                            Klor Salisilat

Ekstrak belimbing
            O                                                                                 O

HO      C         C         OH + HCl                   Cl        O         C         C         O         Cl

O                                                                                 O    Klor Oksalat


 Ekstrak jeruk         
O             O       C       OH      O

C         CH2       C       CH2      C     +    HCl  

OH                  OH                 OH


c.       Dengan NaOH
Bedak salisin
          O           OH                                          O         Na
                C                                                            C

                                OH + NaOH                                         O     Na

                                                                                                     Natrium Salisilat

Ekstrak belimbing
                                    O                                                                                 O

HO      C         C         OH + NaOH               Na       O         C         C         O         Na

O                                                                                 O    Natrium Oksalat


 Ekstrak jeruk         
O             O       C       OH      O

C          CH2       C       CH2      C     +    NaOH 

OH                  OH                 OH


H.    PEMBAHASAN
Senyawa organik yang mengandung gugus karboksil dan bersifat asam disebut asam karboksilat.
Pada reaksi pembentukan asam karboksilat, etanol direaksikan dengan kalium bikromat dengan katalisator asam sulfat panas, proses pertama yang terjadi ialah kalium bikromat di ubah menjadi jadi H2Cr2O7 dimana atom K putus dan atom H daro H2SO4 berikatan dengan Cr2O7  sehingga tidak stabil oleh asam sulfat, kemudian oleh air yang berasal dari asam sulfat panas ini mereduksi kalium bikromat tersebut menjadi asam kromat, hal ini ditandai dengan adanya endapan berwarna coklat. Dan asam kromat inilah yang digunakan pada proses pembentukan asam karboksilat.
Etanol bereaksi dengan  asam kromat dan dengan adanya katalis asam sulfat, menyebabkan ikatan antara atom karbon pada etanol dan asam kromat tidak stabil, sehingga melepasnya salah satu ikatan hidrogen pada atom karbon yang mengikat gugus –OH pada etanol. Dan pada asam kromat, salah satu ikatan antara atom karbon dengan gugus –OH juga putus. Dan atom-atom yang putus atau terpotanasi tersebut saling berikatan membentuk molekul air sebagai hasil sampingannya. Dan atom oksigen dari etanol akan berikatan dengan atom karbon dari asam kromat, sehingga terbentuk etil hidrogen kromat, kemudian oleh air ikatan antar atom H dengan C dan atom O dengan Cr putus sehingga membentuk struktur yang baru yakni  H3C      C     O                                                    
                                                                                     H
Kemudian senyawa tersebut melalui oksidasi mengalami pemanasan dan diikuti dengan penetralan asam menggunakan H3O, maka terbentukkan asam metil karboksilat yang ditandai dengan terentuknya endapan hitam.
Pada uji sifat asam karboksilat, digunakan bedak salisin yang merupakan asam salisilat dengan rumus molekul C7H6O3 berwarna putih kapur, tidak berbau, dan berupa padatan (bubuk). Ketika bedak tersebut di tambah air dan ditetesi asam klorida (HCl) dan diuji dengan kertas lakmus, kertas lakmus biru menjadi merah yang menunjukkan bahwa larutan bersifat asam. Demikian juga dengan ekstrak jeruk yang merupakan asam sitrat dengan rumus molekul C6H8O7 dan ekstrak belimbing yang merupakan asam oksalat dengan rumus molekul (C6H2O4), yang juga bersifat asam yang ditunjukkan dengan perubahan kertas lakmus biru menjadi merah. Pada uji sifat asam karboksilat dengan NaOH, bedak salisin, ekstrak jeruk, dan ekstrak belimbing masing-masing ditetesi NaOH. Pada campuran bedak salisin dengan NaOH menghasilkan endapan dengan larutan kuning. Hal ini terjadi karena dalam reaksi menghasilkan natrium salisilat. Pada campuran ekstrak jeruk dengan NaOH mengahasilkan larutan bening, dan pada ekstrak belimbing menghasilkan larutan bening karena terbentuknya natrium oksalat.




I.       KESIMPULAN
Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa asam karboksilat dapat dibuat dengan mereaksikan etanol yang merupakan alkohol primer dengan H2SO­4 dan K2Cr2O7 dalam keadaan panas. Asam karboksilat (bedak salisin, ekstrak jeruk, dan ekstrak belimbing) bersifat asam, dimana bedak salisin merupakan asam salisilat dengan sifat fisik berwarna putih kapur, tidak berbau, dan berbentuk padatan; ekstrak jeruk merupakan asam sitrat dengan sifat fisik berwarna keruh kecoklatan, aromanya wangi, dan berupa cairan; dan ekstrak belimbing yang merupakan asam oksalat dengan sifat fisik berwarna keruh, aromanya wangi, dan berupa cairan.































Percobaan No.11









E S T E R







 





















A.    TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari melakukan percobaan ialah untuk dapat mengetahui cara pembuatan ester.


B.     PRINSIP PERCOBAAN
Ester merupakan turunan dari asam karboksilat, dan dapat dibuat dari reaksi antara klorida asam dengan suatu alkohol dalam media basa seperti piridin, dari reaksi asam anhidrida dengan suatu alkohol, dan juga reaksi antara asam karboksilat dengan alkohol menggunakan katalis karboksilat dan alkohol direfluks secara bersama-sama dengan adanya asam sebagai katalis, serta dapat juga di buat dengan menggunakan alkohol dan sedikit asam sulfat sebagai katalisatornya.

C.    DASAR TEORI
Ester merupakan turunan dari asam karboksilat yang mengandung gugus -COOH, dengan sebuah ester hidrogen pada gugus ini digantikan dengan sebuah gugus hidrokarbon dari berbagai jenis. Gugus ini bisa berupa gugus alkil supertimetil atau etil, atau gugus yang mengandung sebuah cincin benzen.
Rumus umum dari ester ialah
       O
R         C         O         R’
Dan contoh dari ester, sebegaimana yang dijelaskan pada bagian atas ialah:
       O
       CH3CH2        C         O         CH2CH2CH3
Etil-propil ester

       O
           CH3CH2       C         O    
Etil-Sikloheksil ester
Ester dapat dibuat dari reaksi antara klorida asam dengan suatu alkohol dalam media basa seperti piridin, dari reaksi asam anhidrida dengan suatu alkohol, dan juga reaksi antara asam karboksilat dengan alkohol menggunakan katalis karboksilat dan alkohol direfluks secara bersama-sama dengan adanya asam sebagai katalis. Reaksi ini merupakan reaksi kesetimbangan, sehingga tidak mungkin mendapatkan ester secara kuantitatif dalam setiap mol reaktannya. Kesetimbangan dapat diarahkan ke produk dengan mengambil produk airnya, atau dengan membuat lebih kuantitas salah satu reaktan. Ada dua metode yang digunakan dalam esterifikasi yaitu proses batch dan proses kontinyu. Proses esterifikasi berlangsung dibawah tekanan pada suhu 200-250°C. Pada reaksi kesetimbangan, air dipindahkan secara kontinyu untuk menghasilkan ester. Proses esterifikasi merupakan proses yang cenderung digunakan dalam produksi ester dari asam lemak spesifik. Laju reaksi esterifikasi sangat dipengaruhi oleh struktur molekul reaktan dan radikal yang terbentuk dalam senyawa. Data tentang laju reaksi serta mekanismenya disusun berdasarkan karakter kinetiknya, sedangkan data tentang perkembangan reaksi dinyatakan sebagai konstanta kesetimbangan.
Salah satu contoh dari ester ialah etil asetat. Etil asetat dan ester lain dengan sepuluh karbon atau kurang merupakan suatu cairan yang mudah menguap dengan bau enak yang mirip dengan buah-buahan dan sering dijumpai dalam buah-buahan dan bunga-bungaan. Banyak ester, baik yang dari alam maupun dibuat oleh manusia, yang digunakan sebagai bahan penyedap seperti flavoring agent. Bau dan cita rasa dari buah-buahan tertentu dapat disebabkan oleh beberapa ester. Misalnya etil asetat, n-butil asetat, dan n-pentil asetat semuanya merupakan cita rasa dari pisang. Ester yang terdapat dari alam yang terbuat dari asam karbiksilat berantai-panjang dan alkohol berantai-panjang disebut lilin. Lilin merupakan campuran dua ester atau lebih dan zat-zat lain. Campuran semacam itu merupakan zat padat yang mudah meleleh, dan jangka leleh yang lebar antara 40-900C.
Ester pada umumnya bersifat polar. Hal ini menyebabkan ester yang jumlah atom karbonnya sedikit mudah larut dalam air. Kelarutan ester berkurang dengan bertambahnya atom karbon. Ester merupakan senyawa polar yang mempunyai dipol-dipol yang saling berinteraksi dimana interaksi ini menimbulkan gaya antar molekul. Adanya gaya antar molekul menyebabkan ester memilki titik didih yang lebih tinggi dari senyawa hidrokarbon lain yang memiliki bentuk molekul dan massa atom relatifnya mirip. Namun dibandingkan dengan senyawa alkohol dan asam karboksilat yang bentuk molekul dan molekul relatifnya mirip titik didih ester lebih rendah. Hal ini disebabkan ester tidak memiliki gugus OH-, sehingga interaksi antar molekul ester tidak membentuk ikatan hidrogen. Senyawa – senyawa ester antara lain mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
1.      Sifat kimia
Pada umumnya ester mempunyai bau yang harum, menyerupai bau buah-buahan; senyawa ester pada umumnya sedikit larut dalam air dan bersifat polar; ester lebih mudah menguap dibandingkan dengan asam atau alkohol pembentuknya; ester  merupakan senyawa karbon yang netral; ester dapat mengalami reaksi hidrolisis; ester dapat direduksi dengan H2 menggunakan katalisator Ni dan dihasilkan dua buah senyawa alkohol; ester khususnya minyak atau lemak bereaksi dengan basa membentuk garam (sabun) dan gliserol. Reaksi ini dikenal dengan reaksi safonifikasi penyabunan.
2.      Sifat fisika
Ester memiliki titik didih yang mirip dengan titik didih aldehid dan keton yang sama jumlah atom karbonnya. Seperti halnya aldehid dan keton, ester adalah molekul polar sehingga memiliki interaksi dipol-dipol serta gaya dispersi van der Waals. Akan tetapi, ester tidak membentuk ikatan hidrogen, sehingga titik didihnya tidak menyerupai titik didih asam yang memiliki atom karbon sama.

D.    ALAT DAN BAHAN
1.      Alat
Ø  Gelas ukur
Ø  Tabung reaksi
Ø  Pipet tetes
Ø  Sendok kecil
Ø  Gelas kimia
Ø  Pembakar spiritus
Ø  Kertas lakmus
Ø  Cawan porselin
2.      Bahan
Ø  Alkohol
Ø  Asam
Ø  H2SO4
Ø  Air
Ø  Minyak kelapa
Ø  Plastik
Ø  Nilon
Ø  Kayu
Ø  Kertas
Ø  NaOH


E.     PROSEDUR KERJA
Cara pembuatan umum
H2SO4
R’O(H) + RCO(OH)                       RCOOR’ + H2O
                              1.       Mengambil 15 tets alkohol dan memasukkan dalam sebuah tabung reaksi bersih,
                              2.       Menambah kedalamnya 5 tetes minyak kelapa, lalu mengamati hasilnya.
                              3.       Menambah 2 tetes H2SO4 pekat kedalamnya, kemudian memanaskannya dalam penangas air, dan mengamatinya.


F.     HASIL PENGAMATAN
Tabel Hasil Pengamatan
PENGAMATAN
HASIL PENGAMATAN
1.      Pembuatan umum
Alkohol+ minyak kelapa


Alkohol + minyak kelapa + H2SO4

Larutan berwarna bening kekuningan, dan larutan tercampur.

Larutan bening dan minyak kelapa tidak tercampur dengan larutan. Adanya aroma yang wangi.


G.    ANALISIS DATA
Pada pembuatan ester, alkohol di tambah dengan minyak kelapa dan mengakibatkan larutan tersebut tercampur. Ketika campuran tersebut di tambah dengan H2SO4 dan dipanaskan, terlihat campuran terpisah dan tercium aroma yang wangi seperti air kelapa yang panaskan.


H.    PEMBAHASAN
Ester merupakan turunan dari asam karboksilat yang mengandung gugus -COOH, dengan sebuah ester hidrogen pada gugus ini digantikan dengan sebuah gugus hidrokarbon dari berbagai jenis. Ester dapat dibuat dari reaksi antara klorida asam dengan suatu alkohol dalam media basa seperti piridin, dari reaksi asam anhidrida dengan suatu alkohol, dan juga reaksi antara asam karboksilat dengan alkohol menggunakan katalis karboksilat dan alkohol direfluks secara bersama-sama dengan adanya asam sebagai katalis, serta alkohol dengan katalis asam sulfat panas.
Pada percobaan ini, ester di buat dengan mereaksikan alkohol dengan minyak kelapa. Minyak kelapa merupakan jenis asam jenuh, sehingga alkohol berfungsi sebagai pelarut yang baik. Hal ini nampak ketika alkohol di campur dengan minyak kelapa, kedua larutan tersebut tercampur dengan sempurna dan campuran berwarna bening kekuningan. Dan ketika campuran tersebut ditetesi dengan H2SO4 kemudian di panaskan, tercium aroma yang wangi seperti air kelapa yang dipanaskan. Wangi tersebut merupakan wangi dari ester yang telah terbentuk, karena sebagaimana yang diketahui bahwa ester memiliki aroma atau wangi-wangian buah atau bunga. Dan pada campuran, terjadi pemisaan larutan, dimana pada bagian atas larutan nampak cairan seperti minyak berwarna kuning. Cairan berwarna kuning tersebut merupakan ester kerena ketika dipanaskan, H2SO4 sebagai katalis mendestilasi campuran selama proses pemanasan, hingga terbentuk ester (Sastrohamidjojo. 2011).
Sehingga dalam pembuatan ester, dapat diketahui bahwa senyawa ester telah terbentuk dalam suatu proses destilasi dengan bantuan katalis ditandai dengan adanya aroma atau wangi-wangian seperti buah atau bunga yang tercium.


I.       KESIMPULAN
Dari hasil percobaan dapat diambil suatu kesimpulan bahwa ester dapat dibuat dengan mereaksikan alkohol dan minyak kelapa yang merupakan asam jenuh dengan bantuan katalis H2SO4 panas.

Percobaan No.12






UREA - NH2 – Co
(CARBAMIDA)




Chemical structure of urea







A.    TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan melakukan praktikum ialah untuk dapat mengetahui sifat-sifat dan reaksi-reaksi dari urea.


B.     PRINSIP PERCOBAAN
Urea adalah suatu senyawa organik yang terdiri dari unsur karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen dengan rumus CON2H4 atau (NH2)2CO.
                                         Chemical structure of urea
Umumnya urea berbentuk padatan dan tidak berbau, dalam air kelarutan urea berbeda tergantung pada berat atau banyaknya.


C.    DASAR TEORI
Urea dikenal dengan nama carbamide yang sering digunakan di kawasan Eropa. Nama lain yang juga sering dipakai adalah carbamide resin, isourea, carbonyl diamide dan carbonyldiamine. Urea adalah suatu senyawa organik yang terdiri dari unsur karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen dengan rumus CON2H4 atau (NH2)2CO.
                                         Chemical structure of urea
Senyawa ini adalah senyawa organik sintesis pertama yang berhasil dibuat oleh Friederich Wohler dari senyawa anorganik, yang akhirnya meruntuhkan konsep vitalisme yang menyatakan semua senyawa organik harus berasal dari makhluk hidup.
Urea memiliki peran penting dalam metabolisme nitrogen yang mengandung senyawa oleh hewan dan merupakan zat yang mengandung nitrogen utama dalam urin mamalia. Urea dalam bentuk cairan memiliki bau yang khas karena amonia dalam urea yang bercabang di hadapan air, termasuk uap air di udara, memiliki bau yang kuat. Tetapi jika dalam bentuk padat, urea tidak berbau.  
Urea pertama kali ditemukan dalam air seni pada 1773 oleh kimiawan Prancis Hilaire Rouelle, dan pada tahun 1828, kimiawan Jerman Friedrich Wöhler diperoleh urea dengan mengonversi senyawa anorganik amonium sianat.


Ini adalah pertama kalinya senyawa organik artifisial disintesis dari bahan awal anorganik, tanpa keterlibatan organisme hidup. Hasil penelitian ini secara implisit mendiskreditkan vitalisme: teori bahwa kimia organisme hidup pada dasarnya berbeda dari benda mati.
Urea dalam bentuk padat memiliki berat jenis 1.33x103 Kg/m3, yang dalam air kelarutannya berbeda untuk setiap massanya dimana jika berat urea 108 g/100 ml, maka larut dalam air pada suhu 200C; jika berat urea 167 g/100 ml, maka larut dalam air pada suhu 400C; jika berat urea 251 g/100 ml, maka larut dalam air pada suhu 600C; jika berat urea 400 g/100 ml, maka larut dalam air pada suhu 800C; dan jika berat urea 733 g/100 ml, maka larut dalam air pada suhu 1000C;
Pada umumnya urea terbentuk melalui proses oksidasi yang terjadi pada hati. Eritrosit atau sel darah merah yang sudah rusak (120 hari) dirombak menjadi 'haemo' dan 'globin'. Selanjutnya 'haemo' akan diubah menjadi zat warna empedu yaitu bilirubin dan urobilin yang mengandung urea dan amonia yang akan keluar bersama urin dan feses.
Dalam kehidupan sehari-hari, sekitar 90% urea industri digunakan sebagai pupuk kimia. Urea dalam bentuk butiran curah atau kristal digunakan dalam pertanian sebagai pupuk kimia pemasok unsur nitrogen. Di tanah, urea akan terhidrolisis dan melepaskan ion amonium. Kandungan N pada urea sebanyak 46%, tetapi yang tergunakan oleh tanaman biasanya separuhnya. Di pasaran Indonesia, pupuk urea dipasarkan dalam dua bentuk yaitu bersubsidi yang memiliki warna merah muda, digunakan untuk bantuan pembangunan. Dan tidak bersubsidi yang berwarna putih, untuk dipasarkan secara komersial. Pupuk urea dihasilkan sebagai produk samping pengolahan gas alam atau pembakaran batu bara. Karbon dioksida yang dihasilkan dari kegiatan industri tersebut dicampur dengan amonia melalui proses Bosch-Meiser. Dalam suhu rendah, amonia cair dicampur dengan es kering (karbondioksida) menghasilkan amonium karbamat. Selanjutnya, amonium karbamat dicampur dengan air ditambah energi untuk menghasilkan urea dan air.


D.    ALAT DAN BAHAN
1.      Alat
Ø  Sendok
Ø  Tabung reaksi
Ø  Gelas ukur
Ø  Kertas lakmus
Ø  Pembakar spiritus
Ø  Pipet tetes

2.      Bahan
Ø  Kristal urea
Ø  Air
Ø  Alkohol
Ø  NaOH
Ø  HNO3
Ø  Ekstrak belimbing
Ø  HCl
Ø  NaNO2


E.     PROSEDUR KERJA
1.      Sifat-sifat Fisika
Ø  Mengamati sifat fisika dari urea
Ø  Kelarutan dalam air. Memasukkan setengah sendok urea dalam tabung reaksi. Menambah 1 ml air, kemudian mengocoknya dan mengamati hasinya.
Ø  Kelarutan dalam alkohol. Mengulangi langkah diatas dengan alkohol sebagai pengganti air. Dan mengamati hasilnya.
2.      Reaksi-reaksi urea
a.       Hidrolisis menjadi asam
Ø  Memasukkan ke dalam tabung reaksi 1 sendok urea,
Ø  Menambah 1 ml NaOH 10% dan mengamati hasilnya
Ø  Mengetes gas dengan kertas lakmus.
Ø  Memanaskan campuran sampai mendidih dan kembali mengetes gas dengan kertas lakmus.
b.      Sifat khas dari urea
i.      Formasi urea nitrat
Ø  Melarutkan setengah sendok urea dalam 1 ml air
Ø  Mengambil 2 tetes HNO3 pekat, kemudian menambahkannya pada campuran urea dan air. Dan mengamati hasilnya.
ii.        Formasi urea oksalat
Ø  Mengambil 2 tetes larutan urea dari langkah diatas (i), kemudian  menambah ke dalamnya 2 tetes ekstrak belimbing. Dan mengamati hasilnya.
iii.      Formasi biuret
Ø  Memasukkan 1 sendok kristal urea ke dalam tabung reaksi, kemudian memanaskannya.
Ø  Mengetes uap yang terbentuk dengan menggunakan kertas lakmus yang basah.
Ø  Mendinginkannya dan mengamati residunya.
iv.      Tes biuret
Ø  Melarutkan sedikit residu hasil formasi biuret dalam 1 ml air.
Ø  Menambah 1 ml NaOH encer dan 1 tetes CuSO4 1%, dan mengamati hasilnya.
v.        Reaksi asam nitrit (HNO3)
Ø  Melarutkan setengah sendok urea dengan 2 ml air.
Ø  Menambah 1 ml HCl encer dan 1 tetes NaNO2. Dan mengamati hasilnya.


F.     HASIL PENGAMATAN
Tabel Hasil Pengamatan
PENGAMATAN
HASIL PENGAMATAN
1. Sifat Fisika


Kristal Urea + Air


Kristal Urea + Alkohol
Urea berwarna merah muda, tidak berbau, dan berbentuk kristal (padatan).

Tabung reaksi terasa dingin, urea perlahan melarut, dan larutan menjadi merah muda.

Tabung reaksi terasa dingin, kristal urea tidak melarut, adanya endapan putih, dan larutan berwarna merah muda.
2. Reaksi-Reaksi Urea
a. Hidrolisis Menjadi Asam
Urea + NaOH
Sebelum dipanaskan

Sesudah di panaskan

b. Sifat Khas Urea
        i.       Urea + HNO3

      ii.       Urea + ekstrak belimbing

    iii.       Urea dipanaskan



    iv.       Residu + NaOH
Residu + NaOH + CuSO4




      v.       Urea + Air +HCl + NaNO2



Ada endapan putih, larutan berwarna merah muda, dan lakmus merah menjadi biru.

Endapan melarut dan lakmus merah menjadi biru.

Larutan menjadi bening dan terdapat cincin.

Larutan keruh dan terbentuk cincin.

Urea mencair dan kertas lakmus merah menjadi biru. Dan ketika didinginkan residu kembali menjadi padat

Larutan tercampur (Residu larut),
Larutan tidak tercampur dan terbentuk farmasi dari bawah ke atas tabung reaksi yakni endapan-larutan berwarna bening-larutan biru.

Larutan berwarna merah muda dan terbentuk cincin.


G.    ANALISIS DATA
1.      Sifat-sifat fisika
Urea berbentuk kristal atau padatan, tidak berbau, dan berwarna merah muda.
Dalam air, urea melarut dan pada tabung reaksi terasa dingin.  Sedangkan urea dalam alkohol tidak melarut.
Reaksi:  (NH2)2Co + H2O             2HNH2 + CoO
         (NH2)2Co + CH3CH2-OH              2HNH2 + CH3CH2-O-Co

2.      Reaksi-reaksi urea
a.         Hidrolisis menjadi asam
Urea tambah natrium hidroksida sebelum dipanaskan, terbentuk endapan dengan larutan berwarna merah muda, dan kertas lakmus merah menjadi biru. Setelah dipanaskan, endapan melarut dan lakmus merah menjadi biru.
  Reaksi: (NH2)2Co + 2NaOH                   Co(OH)­2 + 2NaNH2


b.        Sifat khas urea
i.          Urea ditambah hidrogen nitrat, larutan yang tadinya berwarna merah muda menjadi bening dan terdapat cincin.
Reaksi: (NH2)2Co + 2HNO3                  2HNH2 + Co(NO3)2

ii.        Urea ditambah ekstrak belimbing, larutan menjadi keruh dan terdapat cicin.  
iii.      Urea dipanaskan, urea mencair dan kertas lakmus merah menjadi biru oleh uap yang dihasilkan. Didinginkan, campuran membeku atau menggumpal (residu).
iv.      Residu ditambah natrium hidroksida, residu mencair dan setelah ditambah tembaga sulfat terbentuk formasi biuret yakni endapan-larutan berwarna bening-larutan berwarna biru.

v.        Urea ditambah air, urea melarut. Kemudian di tambah asam klorida dan natrium nitrit, terbentuk cincin.
Reaksi: (NH2)2Co + 2HCl + NaNO2           2HNH2 + NaCl2 + CoNO2
H.    PEMBAHASAN
Urea adalah suatu senyawa organik yang terdiri dari unsur karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen dengan rumus CON2H4 atau (NH2)2CO.
                                         Chemical structure of urea
            Pada percobaan dilakukan pengamatan terhadap urea. Sifat fisik urea ialah berbentuk padatan sehingga tidak berbau, dan urea berwarna merah muda karena merupakan urea bersubsidi dipasaran. Urea larut dalam air dan tidak larut dalam alkohol. Karena sebagaimana telah diketahui pada sifat kelarutan urea, urea larut dalam air. Dalam reaksi urea dan alkohol terbentuk endapan putih, dan endapan tersebut dikarenakan adanya  kobalt etil eter (CH3CH2-O-Co).
Pada hidrolisis urea menjadi asam, urea direaksikan dengan natrium hidroksida. Sebelum dipanaskan terbentuk endapan putih karena adanya kobalt hidroksida [Co(OH)2], dan bersifat basa karena kertas lakmus merah menjadi biru. Ketika endapan  Co(OH)2 dipanaskan, endapan melarut karena adanya panas dan kertas lakmus merah menjadi biru oleh uap yang dihasilkan yang menandakan campuran bersifat basa.
Pada uji sifat khas urea, untuk formasi urea nitrat digunakan reaksi antar urea dan hidrogen nitrat sehingga larutan menjadi bening dan terbentuk cincin. Hal ini dikarenakan dalam reaksi di hasilkan kobalt nitrat [Co(NO3)2]. Pada formasi urea oksalat digunakan reaksi antar urea dan ekstrak belimbing sehingga terbentuk cincin dengan larutan yang keruh. Pada uji biuret, urea dipanaskan hingga mencair dan kertas lakmus merah menjadi biru karena larutan urea bersifat basa. Ketika didinginkan larutan urea menjadi padat karena bereaksi dengan udara sekitar. Pada tes biuret, urea yang telah dingin dan menjadi padat (residu) kembali ditambah dengan natrium hidroksida dan nampak bahwa residu melarut dan ketika ditambah tembaga sulfat terbentuk formasi pada tabung reaksi dari bawah ke atas yakni endapan yang merupakan cobalt hidroksida – larutan bening yang merupakan natrium hidroksida – dan larutan biru yang merupakan
tembaga sulfat. Dan pada reaksi urea dengan asam nitrit (HNO2), ketika urea ditambahkan air, urea melarut dalam air sebagaimana sifat kelarutannya. Dan ketika di reaksikan lagi dengan asam klorida dan natrium nitrat terbentuk cincin karena adanya kobalt Nitrat (CoNO2) yang terbentuk dari reaksi.


I.       KESIMPULAN
Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa sifat-sifat urea yaitu memiliki bentuk padatan dan berwarna merah muda kerena merupakan urea bersubsidi dipasaran, tidak berbau, melarut dalam air kerena sesuai dengan sifat kelarutannya. Dalam reaksi-reaksinya, urea memiliki sifat basa.






































DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Analisa Unsur. Website (http://k011tiumb.blogspot.com/2009/11/analisis-unsur.html)
Anonym. 2008. Kimia. Website : ( http://id.wikipedia.org/wiki/Kimia)
Anshory, Irvan. 2003. Kimia SMU untuk kelas 3. Jakarta:  Erlangga
Fessenden. 1982. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga
Fessenden. 1982. “Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid 1”. Jakarta: Erlangga.
Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-dasar Kimia Organik. Jakarta : Bina Aksara.
Hadyana, A. 1994. Kimia Analisis Kuantitatif. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Hart, Harold.1999. Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat. Jakarta : Erlangga.
Hartanto, Ari. 2009. KIMIA. Jakarta: PT. Macanan Jaya Cemerlang.
 Kopong. Aloysius. 2011. Panduan Praktikum Kimia Organik I. Kupang.
Kopong. Aloysius. 2013. Bahan Ajar Kimia Organik I. Unwira: Kupang.
Lilik setiono. 2010. oksidasi_aldehid_dan_ketonhttp://www.chemistry.org/materi_kimia/sifat_senyawa_ organik/aldehid_dan_keton/
Naen, Alfons, B. 2012. Panduan Praktikum Kimia Fisika I. Unwira: Kupang
Perangin-angin , S . 2011 . Petunjuk Praktikum Kimia Organik I. Kupang : UNDANA
Piska. laporan-uji-Alkohol-Dan-Fenol- http://www.scribd.com/doc/50322239/
Riawan, S. 1990.” Kimia Organik Edisi 1”. Jakarta: Binarupa Aksara.
R.J dan J.S. Fessenden,1997. Dasar-Dasar Kimia Organik. Universitas Trisakti :  Jakarta
Sastrohamidjojo, Hardjono. 2011. Kimia Organik Dasar. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
S.H. Pine, 1988. Kimia Organik  1,  ITB : Bandung.
Titenti, Yanti. R. 2013. Bahan Ajar Kimia Anorganik I. Unwira: Kupang.