MAKALAH
MASALAH PENDIDIKAN
“
PENDIDIKAN DI DAERAH TERPENCIL DI
INDONESIA”
0LEH
NAMA :
PRISCHA YUNIARLIN HANING
NO
REG. : 151 12 052
KELAS :
B
SEMESTER : 1
MK : PENGANTAR ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI KIMIA
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA
KUPANG
2012
BAB
1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Wilayah
Indonesia terdiri atas ribuan pulau dan memiliki beragam suku bangsa dengan
kekayaan adat yang berbeda-beda. Indonesia merupakan negara kepulauan sehingga
jika di kaitkan dengan pendidikan, hanya pendidikan di wilayah atau daerah yang
dapat di jangkau pemerintah pusat dan pemerintah daerah sajalah yang di
perhatikan, sedangkan pendidikan di daerah-daerah terpencil terabaikan atau
tidak mendapat perhatian. Hal hasilnya masyarakat di daerah terpencil kurang
atau bahkan tidak pernah merasakan bangku pendidikan yang sempurna, selayaknya
masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan.
Kebanyakan
pemerintah hanya mengutarakan janji-janji untuk meningkatkan kualitas
pendidikan terkhususnya di daerah terpencil, namun kenyataannya masih banyak
sekolah-sekolah di daerah terpencil yang sarana dan prasarana pendukung
jalannya proses pembelajaran tidak layak untuk digunakan. Misalnya atap sekolah yang sudah hampir roboh, dinding
sekolah yang sudah retak, meja dan bangku yang di gunakan peserta didik hampir
patah, serta kurangnya tenaga pengajar. Salah satunya di NTT, seorang Ibu yang
bernama Lastri, guru kelahiran Kampung Ruteng, Desa Ligur Lai, Kecamatan Elar,
Kabupaten Manggarai Timur yang mengabdikan dirinya di salah satu sekolah di
daerah terpencil di kampung halamannya. Di desa tersebut mereka hanya
menggunakan kapela sebagai tempat proses belajar mengajar dengan fasilitas apa
adanya.
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka penulis mengangkat sebuah makalah dengan judul “Masalah
Pendidikan di Daerah Terpencil di Indonesia”.
B.
Masalah
Adapun masalah yang akan di bahas
sebagai berikut:
1. Masalah-masalah
apa saja yang terjadi dalam dunia pendidikan di daerah terpencil di Indonesia?
2. Solusi
apa saja yang dapat di berikan untuk mengatasi masalah-masalah pendidikan yang
terjadi di daerah terpencil di Indonesia?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui masalah-masalah apa saja yang terjadi dalam dunia pendidikan di
daerah terpencil di Indonesia.
2. Untuk
mengetahui solusi-solusi yang dapat di
berikan untuk mengatasi masalah-masalah pendidikan yang terjadi di daerah terpencil
di Indonesia.
D.
Manfaat
Untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Bahasa Indonesia dan untuk mengetahui masalah-masalah
yang terjadi dalam dunia pendidikan di daerah terpencil di Indonesia serta
solusi dari masalah-masalah pendidikan tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
MASALAH-MASALAH YANG MEMPENGARUHI
DUNIA PENDIDIKAN DI DAERAH TERPENCIL DI INDONESIA
1.
Pengertian
dan Masalah Umum Pendidikan
Pendidikan merupakan wadah penting
yang menjadi titik krusial pembentukan mental, spiritual, sekaligus
intelektualitas bagi generasi bangsa. Berbicara mengenai pendidikan di
Indonesia memang tiada henti-hentinya. Mulai dari prestasi-prestasi peserta
didik di tingkat nasional maupun internasional hingga rendahnya kualitas dan
mutu pendidikan di daerah terpencil. Rendahnya kualitas dan mutu pendidikan di daerah
terpencil di sebabkan karena adanya permasalahan-permasalahan di dunia
pendidikan. Permasalahan pendidikan merupakan suatu kendala yang menghalangi
tercapainya tujuan pendidikan. Pada bab ini akan dibahas beberapa hal yang
merupakan permasalahan pendidikan di Indonesia.
Adapun permasalahan umum yang
sering terjadi dalam dunia pendidikan sebagai berikut:
a.
Pemerataan
Pendidikan
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata pemerataan berasal dari kata dasar
rata, yang berarti: 1) meliputi seluruh bagian, 2) tersebar kesegala penjuru,
dan 3) sama-sama memperoleh jumlah yang sama. Sedangkan kata pemerataan berarti
proses, cara, dan perbuatan melakukan pemerataan. Jadi dapat disimpulkan bahwa
pemerataan pendidikan adalah suatu proses, cara dan perbuatan melakukan
pemerataan terhadap pelaksanaan pendidikan, sehingga seluruh lapisan masyarakat
dapat merasakan pelaksanaan pendidikan.
Pelaksanaan pendidikan yang merata adalah pelaksanaan program pendidikan
yang dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya bagi seluruh warga negara
Indonesia untuk dapat memperoleh pendidikan. Pemerataan dan perluasan
pendidikan atau biasa disebut perluasan kesempatan belajar merupakan salah satu
sasaran dalam pelaksanaan pembangunan nasional. Hal ini dimaksudkan agar setiap
orang mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan. Kesempatan
memperoleh pendidikan tersebut tidak dapat dibedakan menurut jenis kelamin, status sosial, agama, suku dan
ras, maupun letak lokasi geografis.
Dalam propernas tahun 2000-2004 yang mengacu kepada GBHN 1999-2004 mengenai
kebijakan pembangunan pendidikan pada poin pertama menyebutkan
“Mengupayakan perluasan dan pemeraatan memperoleh pendidikan yang bermutu
tinggi bagi seluruh rakyat Indonesia menuju terciptanya Manusia Indonesia berkualitas
tinggi dengan peningkatan anggaran pendidikan secara berarti‘‘. Dan pada salah
satu tujuan pelaksanaan pendidikan Indonesia adalah untuk pemerataan kesempatan mengikuti pendidikan
bagi setiap warga negara.
Dari penjelasan tersebut dapat dilihat bahwa Pemerataan Pendidikan
merupakan tujuan pokok yang akan diwujudkan. Jika tujuan tersebut tidak dapat
dipenuhi, maka pelaksanaan pendidikan belum dapat dikatakan berhasil. Hal
inilah yang menyebabkan masalah pemerataan pendidikan sebagai suatu masalah
yang paling rumit untuk ditanggulangi.
Permasalahan pemerataan dapat terjadi karena kurang terorganisirnya
koordinasi antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, bahkan hingga
daerah terpencil sekalipun. Hal ini menyebabkan terputusnya komunikasi antara
pemerintah pusat dengan daerah. Selain itu masalah pemerataan pendidikan juga
terjadi karena kurang berdayanya suatu lembaga pendidikan untuk melakukan proses
pendidikan, ini bisa terjadi karena kontrol pendidikan yang dilakukan
pemerintah pusat dan daerah tidak menjangkau daerah-daerah terpencil. Sehingga
hal ini akan mengakibatkan mayoritas penduduk Indonesia yang dalam usia
sekolah, tidak dapat mengenyam pelaksanaan pendidikan yang sempurna sebagaimana
yang diharapkan.
Permasalahan pemerataan pendidikan dapat ditanggulangi dengan menyediakan
fasilitas dan sarana belajar bagi setiap lapisan masyarakat yang wajib
mendapatkan pendidikan. Pemberian sarana dan prasrana pendidikan yang dilakukan
pemerintah sebaiknya dikerjakan setransparan mungkin, sehingga tidak ada oknum
yang dapat mempermainkan program yang dijalankan tersebut.
b. Mutu
dan Relevansi Pendidikan
Mutu sama halnya dengan memiliki
kualitas dan bobot. Jadi pendidikan yang bermutu yaitu pelaksanaan pendidikan
yang dapat menghasilkan tenaga profesional sesuai dengan kebutuhan negara dan
bangsa pada saat ini. Sedangkan relevan berarti bersangkut paut, kait mangait,
dan berguna secara langsung.
Sejalan dengan proses pemerataan
pendidikan, peningkatan mutu untuk setiap jenjang pendidikan melalui
persekolahan juga dilaksanakan. Peningkatan mutu ini diarahkan kepada
peningkatan mutu masukan dan lulusan, proses pembelajaran, guru, sarana dan
prasarana, serta anggaran yang digunakan untuk menjalankan pendidikan.
Rendahnya mutu dan relevansi pendidikan
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor terpenting yang mempengaruhinya adalah
mutu proses pembelajaran yang belum mampu menciptakan proses pembelajaran yang
berkualitas. Hasil-hasil pendidikan juga belum didukung oleh sistem pengujian
dan penilaian yang melembaga dan independen sehingga mutu pendidikan tidak
dapat dimonitor secara objektif dan teratur. Uji banding antara mutu pendidikan
suatu daerah dengan daerah lain belum dapat dilakukan sesuai dengan yang
diharapkan. Sehingga hasil-hasil penilaian pendidikan
belum berfungsi untuk penyempurnaan proses dan hasil pendidikan.
Selain itu, kurikulum sekolah yang terstruktur dan
bersyarat menjadikan proses belajar menjadi kaku dan tidak menarik. Pelaksanaan
pendidikan seperti ini tidak mampu memupuk kreatifitas siswa untuk belajar
secara efektif. Sistem yang berlaku pada saat sekarang ini juga tidak mampu
membawa pendidik untuk melakukan pembelajaran serta pengelolaan belajar menjadi
lebih inovatif.
Akibat dari pelaksanaan pendidikan
tersebut adalah menjadikan sekolah cenderung kurang fleksibel dan tidak mudah
berubah seiring dengan perubahan waktu dan masyarakat. Pada pendidikan tinggi,
pelaksanaan kurikulum ditetapkan pada penentuan cakupan materi yang ditetapkan
secara terpusat, sehingga perlu dilaksanakan perubahan kearah kurikulum yang
berbasis kompetensi, dan lebih peka terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Rendahnya mutu dan relevansi
pendidikan juga disebabkan oleh rendahnya kualitas tenaga pengajar. Penilaian
dapat dilihat dari kualifikasi belajar yang dapat dicapai oleh guru dan dosen
tersebut. Dibanding negara berkembang lainnya,
maka kualitas tenaga pengajar pendidikan tinggi di Indonesia memiliki masalah
yang sangat mendasar. Melihat permasalahan tersebut, maka dibutuhkanlah kerja
sama antara lembaga pendidikan dengan berbagai organisasi masyarakat.
Pelaksanaan kerja sama ini dapat meningkatkan mutu pendidikan. Dapat di lihat
jika suatu lembaga tinggi melakukan kerja sama dengan lembaga penelitian atau
industri, maka kualitas dan mutu dari peserta didik dapat ditingkatkan,
khususnya dalam bidang akademik seperti
tekonologi industri.
c.
Efisiensi
dan Efektifitas Pendidikan
Sesuai
dengan pokok permasalahan pendidikan yang ada selain sasaran pemerataan
pendidikan dan peningkatan mutu pendidikan, maka ada satu masalah lain yang dianggap
penting dalam pelaksanaan pendidikan yaitu efisiensi dan efektifitas
pendidikan. Permasalahan efisiensi pendidikan dipandang dari segi internal
pendidikan, maksud dari efisiensi adalah apabila sasaran dalam bidang
pendidikan dapat dicapai secara efisien atau berdaya guna. Artinya pendidikan
akan dapat memberikan hasil yang baik dengan tidak menghamburkan sumber daya
yang ada seperti uang, waktu, tenaga dan sebagainya.
Pelaksanaan
proses pendidikan yang efisien adalah apabila pendaya gunaan sumber daya
seperti waktu, tenaga dan biaya tepat sasaran, dengan lulusan dan produktifitas
pendidikan yang optimal. Sekarang ini, pelaksanaan pendidikan di Indonesia jauh
dari efisien, dimana pemanfaatan segala sumber daya yang ada tidak menghasilkan
lulusan yang diharapkan. Contohnya saja banyak pengangguran di Indonesia
dikarenakan kualitas dan mutu pendidikan yang telah mereka peroleh. Pendidikan
yang mereka peroleh tidak menjamin mereka untuk mendapat pekerjaan sesuai
dengan jenjang pendidikan yang mereka jalani.
Pendidikan
yang efektif adalah pelaksanaan pendidikan dimana hasil yang dicapai sesuai
dengan rencana atau program yang telah ditetapkan sebelumnya. Jika rencana
belajar yang telah dibuat oleh dosen dan guru tidak terlaksana dengan sempurna,
maka pelaksanaan pendidikan tersebut tidak efektif.
Tujuan
dari pelaksanaan pendidikan adalah untuk mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM) sedini mungkin, terarah, terpadu dan menyeluruh melalui berbagai
upaya. Dari tujuan tersebut, pelaksanaan
pendidikan Indonesia menuntut untuk menghasilkan peserta didik yang memeiliki
kualitas SDM yang baik untuk menghadapi segala perubahan yang terjadi di
lingkungan sekitar atau pun dunia. Ketidakefektifan pelaksanaan pendidikan
tidak akan mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas. Melainkan akan
menghasilkan lulusan yang tidak diharapkan. Keadaan ini akan menghasilkan
masalah lain seperti pengangguran.
Penanggulangan
masalah pendidikan ini dapat dilakukan dengan peningkatan kulitas tenaga
pengajar. Jika kualitas tenaga pengajar baik, bukan tidak mungkin akan
meghasilkan lulusan atau produk pendidikan yang siap untuk menghadapi dunia
kerja. Selain itu, pemantauan penggunaan dana pendidikan dapat mendukung pelaksanaan
pendidikan yang efektif dan efisien. Kelebihan dana dalam pendidikan lebih mengakibatkan tindak kriminal korupsi
dikalangan pejabat pendidikan. Pelaksanaan pendidikan yang lebih terorganisir
dengan baik juga dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi pendidikan.
Pelaksanaan kegiatan pendidikan seperti ini akan lebih bermanfaat dalam usaha
penghematan waktu dan tenaga.
2.
Masalah Pendidikan di Daerah
Terpencil di Indonesia
Pendidikan
merupakan bagian yang sangat penting untuk perkembangan suatu negara.
Pendidikan menyiapkan sumber daya manusia yang nantinya akan meneruskan dan
memajukan suatu negara. Kita tahu Indonesia merupakan negara yang sangat kaya
akan Sumber Daya Alam (SDA), namun sumber daya alam itu akan sia-sia atau tidak
dapat di manfaatkan sebaik mungkin jika Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki
tidak dapat dipergunakan untuk mengelolah SDA yang ada. Pembentukan atau
penciptaan sumber daya manusia yang bermutu tergantung pada sistem dan
penerapan pendidikan. Di Indonesia masih banyak masalah-masalah mengenai
pendidikan yang sampai sekarang belum bisa diselesaikan terutama di
daerah-daerah terpencil, rendahnya kualitas dan mutu pendidikan inilah yang
harus segera diatasi.
Berikut ini adalah
masalah pendidikan di daerah-daerah terpencil di Indonesia:
a. Rendahnya sarana dan prasarana fisik di Indonesia
Sekarang ini masih
banyak kasus sekolah-sekolah yang tidak layak pakai, misalnya saja atap sekolah
yang sudah hampir roboh, dinding sekolah yang sudah retak, meja dan bangku yang
di gunakan peserta didik hampir patah. Hal ini sangat ironis bila melihat
anggaran pendidikan yang ada di Indonesia sekarang ini jauh melebihi cukup
untuk mendukung sarana dan prasarana di
sekolah-sekolah untuk menjadikan sekolah-sekolah khususnya di daerah terpencil
menjadi lebih baik dan sempurna. Namun, kemanakah anggaran-anggaran tersebut?.
Permasalahan lainnya
adalah kurangnya ketersediaan alat-alat dan sarana yang mendukung pendidikan
seperti perpustakaan sekolah, laboratorium sekolah dan ruang kelas yang cukup.
Jika di bandingkan dengan keadaan pemerintah pusat dan daerah, justru gedung
DPR, gedung Walikota atau gedung pemerintahan lainnya dengan bangga berdiri
kokoh dan sangat megah di tengah-tengah perkotaan, sedangkan sekolah-sekolah di
daerah terpencil sama sekali tidak
diperhatikan. Sementara untuk
Ujian Nasional pemerintah pusat menuntut agar nilai-nilai yang di capai harus
sesuai dengan yang di tentukan, bagaimana peserta didik di daerah terpencil bisa atau sanggup untuk mencapai
nilai-nilai yang telah di tentukan pemerintah
pusat sedangkan sarana dan prasarana pendidikan mereka tidak mendukung.
b. Kurangnya pemerataan pendidikan di Indonesia
Tidak semua daerah
di Indonesia memiliki gedung sekolah, pengajar, dan sarana pendidikan yang
sama, sama disini maksudnya adalah dari segi kualitas dan kuantitasnya. Bagi
sebagian orang pendidikan merupakan hal yang biasa, namun berbeda dengan
orang-orang yang tinggal di daerah terpencil di Indonesia, pendidikan merupakan
kebutuhan yang mewah dan sangat berharga. Hal ini dikarenakan untuk mencukupi
atau bisa mengenyam pendidikan di perlukan biaya yang mahal karena di daerah
tersebut sekolah masih sedikit atau jarang. Hal ini karena sistem yang ada di
Indonesia memfokuskan pendidikan di wilayah-wilayah yang potensial saja atau di
wilayah-wilayah yang dapat di jangkau pemerintah pusat maupun daerah. Hal ini
yang kemudian mengakibatkan kesenjangan di dalam pendidikan itu sendiri dan
membuat dunia pendidikan di Indonesia semakin memburuk.
Selain itu, kesempatan
memperoleh pendidikan masih terbatas pada tingkat sekolah dasar (SD) karena
hanya tingkat pendidikan itu sajalah yang tersedia di daerah-daerah terpencil.
Sementara itu layanan pendidikan usia dini masih sangat terbatas, karena kegagalan pembinaan usia dini nantinya tentu
akan menghambat pengembangan sumber daya manusia secara keseluruhan. Oleh
karena itu diperlukan kebijakan dan strategi pemerintah dalam pemerataan
pendidikan yang tepat untuk mengatasi masalah ketidakmerataan pendidikan agar pendidikan di Indonesia tidak semakin memburuk.
c. Masih rendahnya kesejahteraan guru
Salah satu bagian
penting yang berperan dalam kemajuan pendidikan didaerah terpencil adalah guru, kesejahteraan guru berdampak
pada mutu pengajaran yang ada. Sekarang ini masih banyak guru yang mengabdikan
dirinya di daerah terpencil yang dibayar dengan upah yang kurang layak bahkan
sama sekali tidak mendapat upah. Meskipun banyak anggapan profesi guru
merupakan profesi yang enak namun banyak guru di Indonesia khususnya di daerah terpencil
yang masih menerima gaji yang tidak sesuai, apa lagi guru honorer dan guru
bantu. akibatnya para guru kurang bersemangat dalam mengajar, datang dan pulang
sekolah seenaknya. Ada juga yang menjalani profesi sampingan seperti memberi
les pada sore hari, mengajar di sekolah lain, pedagang buku/LKS, dan
sebagainya. Akhirnya nasip peserta didik terabaikan.
d. Rendahnya prestasi siswa
Prestasi siswa
sangat menentukan kemajuan dan mutu pendidikan di Indonesia. Namun yang sangat
disayangkan terjadi sekarang ini adalah rendahnya prestasi yang diraih pelajar
Indonesia. Masih kurangnya kesadaran akan pentingnya pendidikan adalah faktor
utama, kurangnya semangat belajar, budaya mencontek, dan copy-paste merupakan
penyebab kurangnya daya kreatifitas yang dimiliki anak.
Rendahnya prestasi
siswa di daerah terpencil juga disebabkan
karena sarana dan prasarana yang tidak mendudung sebagaimana yang telah
penulis bahas sebelumnya. Mulai dari tempat untuk mendapatkan ilmu pengetahuan
yang tidak layak di gunakan, serta kurangnya kesejahteraan guru yang memberi
dampak besar bagi peserta didik.
B. SOLUSI MASALAH PENDIDIKAN
DI DAERAH TERPENCIL DI INDONESIA
Masalah pendidikan di daerah terpencil di Indonesia
merupakan masalah yang sangat memprihatinkan yang perlu di perhatikan oleh
pemerintah pusat maupun daerah.
Adapun solusi dari masalah pendidikan di Indonesia terutama di
daerah terpencil sebagai berikut:
1. Rendahnya sarana dan prasarana fisik
di Indonesia
Sarana dan prasarana merupakan salah satu pendukung dalam
dunia pendidikan, yang dapat membuat suatu sekolah menjadi berkualitas dan
bermutu. Ruang-ruang kelas yang menjamin berjalannya proses belajar mengajar
dengan baik, meja dan bangku yang layak digunakan, serta sarana dan prasarana
laboratorium yang mendukung. Hal ini tentunya
menjadi tanggung jawab bersama seluruh lapisan masyarakat dan
pemerintah, masyarakat dan pemerintahan harus saling mengkoreksi. Pemerintah
seharusnya lebih memperhatikan sarana pendidikan dan memberikan anggaran yang
sesuai dengan peraturan yang ada, bukan anggaran yang di peruntukkan membangun
dunia pendidikan digunakan untuk hal-hal yang sama sekali tidak berkaitan
dengan dunia pendidikan dan malah merugikan dunia pendidikan. Dan masyarakat
bertugas mengawasi agar tidak ada kecurangan atau korupsi di dalam penyaluran
dana tersebut. Semua pihak harus bekerja sama untuk membuat lingkungan
pendidikan yang bermutu, yang selalu ada kemajuan dari waktu-kewaktu agar
pendidikan di Indonesia semakin baik dan terhindar dari keterpurukan.
2. Kurangnya pemerataan pendidikan di Indonesia
Pemerintah harus memperbaiki sistem
pendidikan yang ada, pemerintah harus melakukan pogram pemerataan pendidikan di
seluruh wilayah Indonesia tanpa terkecuali. Program pemerataan pendidikan
tersebut antara lain membangun sekolah-sekolah di daerah terpencil, menyalurkan
tenaga didik ke daerah terpencil, dan melengkapi sarana dan prasarana di daerah
tersebut. Kemudian juga mengadakan sosialisasi tentang pentingnya pendidikan
untuk anak-anak.
3. Masih rendahnya kesejahteraan guru
Guru merupakan acuan dalam mengajar agar
peserta didiknya dapat berprestasi dengan baik di masa yang akan datang. Agar
guru dapat fokus pada tugasnya, tentunya harus meningkatkan kesejahteraan guru
dengan memberikan gaji dan tunjangan yang sesuai sehingga guru tidak mencari
profesi lain untuk memenuhi kebutuhannya.
4. Rendahnya prestasi siswa
Untuk meningkatkan daya kreatifan peserta
didik dan terhindar dari budaya
copy-paste guru harus dapat menumbuhkan semangat belajar peserta didiknya dengan
metode belajar sambil bermain atau belajar yang mengasikan, dan sebagainya. Kemudian
proses belajar juga harus disesuaikan dengan minat dan bakat siswa agar belajar
lebih maksimal. Meningkatkan kreatifitas peserata didik juga, guru dapat
memberikan apresiasi kepada hasil karya original. Tentunya semua itu dapat di
wujudkan jika ada dukungan dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Dukungan tersebut dapat berupa melengkapi sarana dan prasarana sekolah,
menambah tenaga pengajar di daerah terpencil, dan tentunya dengan meningkatkan
kesejahteraan pendidik di daerah-daerah terpencil.
BAB 3
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Paparan ide dan penjelasan diatas merupakan bagian terkecil realitas yang ada di bangsa kita yang perlu diberikan ruang khusus dan perhatian dari pemerintah pusat hingga ke daerah,
juga seluruh lapisan masyarakat. Karena bagaimanapun
generasi-generasi muda
berikutnya juga
berhak mendapatkan pendidikan yang layak. Pendidikan di daerah terpencil memang masih sangat
rendah bila di bandingkan dengan kualitas pendidikan di daerah-daerah yang
mudah terpantau langsung oleh pemerintahan pusat maupun daerah.
Hal-hal yang menyebabkan rendahnya kualitas dan mutu
pendidikan di daerah terpencil di Indonesia yaitu:
a. Rendahnya sarana dan prasarana fisik,
b. Kurangnya pemerataan pendidikan,
c.
Masih rendahnya kesejahteraan guru,
d.
Rendahnya prestasi siswa.
Hal-hal tersebut hanya bisa diatasi dengan adanya kerja sama antara
pemerintahan dengan seluruh lapisan masyakarat untuk meningkatkan kualitas
dan mutu pendidikan di daerah terpencil,
adanya perubahan paradigma dan pola pikir masyarakat, peningkatan sarana dan
prasarana fisik pendidikan di daerah terpencil, pemerataan akses pendidikan,
meningkatkan kesejahteraan guru, dan kesadaran dari para peserta didik untuk
mencapai prestasi sebaik mungkin.
B. SARAN
Era globalisasi
selalu menuntut adanya perubahan yang terjadi dalam dunia pendidikan nasional
untuk menjadi lebih baik sehingga mampu bersaing dalam segala bidang. Cara yang
dapat dilakukan bangsa Indonesia untuk menghadapi perkembangan dunia di era
globalisasi agar tidak semakin ketinggalan dari negara-negara lain adalah
dengan meningkatkan mutu dan kualitas pendidikannya terutama di daerah-daerah
terpencil. Peningkatan mutu dan kualitas pendidikan di daerah terpencil
tentunya harus ada kerja sama seluruh lapisan masyarakat. Bagi pemerintah pusat
dan daerah harus memantau secara langsung bagaimana dan sampai dimana proses
pembelajaran yang terjadi di daerah-daerah terpencil dan memberikan anggaran
untuk pembangunan dan melengkapi sarana dan prasarana sekolah. Bagi masyarakat,
teruslah mendukung upaya-upaya yang dilakukan pemerintah untuk membangun
pendidikan di daerah terpencil. Bagi para pendidik, teruslah mendukung peserta
didik dalam kegiatan belajarnya. Dan bagi peserta didik, teruslah belajar untuk
meraih cita-cita dan membawa bangsa Indonesia menjadi lebih baik.
Dengan demikian,
mutu dan kualitas pendidikan akan terus meningkat. Meningkatnya mutu dan kualitas
pendidikan berarti sumber daya manusia yang terlahir akan semakin baik dan
mampu membawa bangsa Indonesia bersaing secara sehat dalam segala bidang di
dunia internasional.
DAFTAR PUSTAKA
N.K, Roestiyah. 1986. Masalah-Masalah
Ilmu Keguruan. Jakarta: PT. Bina Aksara.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI). Pusat Bahasa Edisi ke 4 Tahun
2008.
Ben. 19 April 2012. Online
Magezine For Flores Culture and Society.
Kurniawan, Widi. 02 Mei 2012. Kisah
Ibu Lastri. Melalui http:// edukasi.kompasiana.com /2012/05/02/ melongok-wajah-pendidikan-di-daerah-terpencil
/.
Hadi, Kamila, N. 2012. Penuhi Hak Pendidikan Anak di Daerah Pedalaman. Melalui http:// pendidikankita.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar