Kamis, 11 Juni 2015

Pendidikan di daerah terpencil






MAKALAH MASALAH PENDIDIKAN
“ PENDIDIKAN DI  DAERAH TERPENCIL DI INDONESIA”



unika 3.JPG





0LEH

NAMA            : PRISCHA YUNIARLIN HANING
NO REG.        : 151 12 052
KELAS           : B
SEMESTER   : 1
MK                 : PENGANTAR ILMU PENDIDIKAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI KIMIA
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA
KUPANG
2012


BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
            Wilayah Indonesia terdiri atas ribuan pulau dan memiliki beragam suku bangsa dengan kekayaan adat yang berbeda-beda. Indonesia merupakan negara kepulauan sehingga jika di kaitkan dengan pendidikan, hanya pendidikan di wilayah atau daerah yang dapat di jangkau pemerintah pusat dan pemerintah daerah sajalah yang di perhatikan, sedangkan pendidikan di daerah-daerah terpencil terabaikan atau tidak mendapat perhatian. Hal hasilnya masyarakat di daerah terpencil kurang atau bahkan tidak pernah merasakan bangku pendidikan yang sempurna, selayaknya masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan.
            Kebanyakan pemerintah hanya mengutarakan janji-janji untuk meningkatkan kualitas pendidikan terkhususnya di daerah terpencil, namun kenyataannya masih banyak sekolah-sekolah di daerah terpencil yang sarana dan prasarana pendukung jalannya proses pembelajaran tidak layak untuk digunakan. Misalnya  atap sekolah yang sudah hampir roboh, dinding sekolah yang sudah retak, meja dan bangku yang di gunakan peserta didik hampir patah, serta kurangnya tenaga pengajar. Salah satunya di NTT, seorang Ibu yang bernama Lastri, guru kelahiran Kampung Ruteng, Desa Ligur Lai, Kecamatan Elar, Kabupaten Manggarai Timur yang mengabdikan dirinya di salah satu sekolah di daerah terpencil di kampung halamannya. Di desa tersebut mereka hanya menggunakan kapela sebagai tempat proses belajar mengajar dengan fasilitas apa adanya.
            Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengangkat sebuah makalah dengan judul “Masalah Pendidikan di Daerah Terpencil di Indonesia”.
                                
B.      Masalah
Adapun masalah yang akan di bahas sebagai berikut:
1.      Masalah-masalah apa saja yang terjadi dalam dunia pendidikan di daerah terpencil di Indonesia?
2.      Solusi apa saja yang dapat di berikan untuk mengatasi masalah-masalah pendidikan yang terjadi di daerah terpencil di Indonesia?
C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui masalah-masalah apa saja yang terjadi dalam dunia pendidikan di daerah terpencil di Indonesia.
2.      Untuk mengetahui solusi-solusi  yang dapat di berikan untuk mengatasi masalah-masalah pendidikan yang terjadi di daerah terpencil di Indonesia.
D.     Manfaat
            Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia dan untuk mengetahui masalah-masalah yang terjadi dalam dunia pendidikan di daerah terpencil di Indonesia serta solusi dari masalah-masalah pendidikan tersebut.

                                                                 






BAB II
PEMBAHASAN

A.    MASALAH-MASALAH YANG MEMPENGARUHI DUNIA PENDIDIKAN DI DAERAH TERPENCIL DI INDONESIA
1.      Pengertian dan Masalah Umum Pendidikan
            Pendidikan merupakan wadah penting yang menjadi titik krusial pembentukan mental, spiritual, sekaligus intelektualitas bagi generasi bangsa. Berbicara mengenai pendidikan di Indonesia memang tiada henti-hentinya. Mulai dari prestasi-prestasi peserta didik di tingkat nasional maupun internasional hingga rendahnya kualitas dan mutu pendidikan di daerah terpencil. Rendahnya kualitas dan mutu pendidikan di daerah terpencil di sebabkan karena adanya permasalahan-permasalahan di dunia pendidikan. Permasalahan pendidikan merupakan suatu kendala yang menghalangi tercapainya tujuan pendidikan. Pada bab ini akan dibahas beberapa hal yang merupakan permasalahan pendidikan di Indonesia.
Adapun permasalahan umum yang sering terjadi dalam dunia pendidikan sebagai berikut:
a.      Pemerataan Pendidikan
            Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata pemerataan berasal dari kata dasar rata, yang berarti: 1) meliputi seluruh bagian, 2) tersebar kesegala penjuru, dan 3) sama-sama memperoleh jumlah yang sama. Sedangkan kata pemerataan berarti proses, cara, dan perbuatan melakukan pemerataan. Jadi dapat disimpulkan bahwa pemerataan pendidikan adalah suatu proses, cara dan perbuatan melakukan pemerataan terhadap pelaksanaan pendidikan, sehingga seluruh lapisan masyarakat dapat merasakan pelaksanaan pendidikan.
Pelaksanaan pendidikan yang merata adalah pelaksanaan program pendidikan yang dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya bagi seluruh warga negara Indonesia untuk dapat memperoleh pendidikan. Pemerataan dan perluasan pendidikan atau biasa disebut perluasan kesempatan belajar merupakan salah satu sasaran dalam pelaksanaan pembangunan nasional. Hal ini dimaksudkan agar setiap orang mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan. Kesempatan memperoleh pendidikan tersebut tidak dapat dibedakan menurut  jenis kelamin, status sosial, agama, suku dan ras, maupun letak lokasi geografis.
Dalam propernas tahun 2000-2004 yang mengacu kepada GBHN 1999-2004 mengenai kebijakan pembangunan pendidikan pada poin pertama menyebutkan 
“Mengupayakan perluasan dan pemeraatan memperoleh pendidikan yang bermutu tinggi bagi seluruh rakyat Indonesia menuju terciptanya Manusia Indonesia berkualitas tinggi dengan peningkatan anggaran pendidikan secara berarti‘‘. Dan pada salah satu tujuan pelaksanaan pendidikan Indonesia adalah untuk  pemerataan kesempatan mengikuti pendidikan bagi setiap warga negara.
Dari penjelasan tersebut dapat dilihat bahwa Pemerataan Pendidikan merupakan tujuan pokok yang akan diwujudkan. Jika tujuan tersebut tidak dapat dipenuhi, maka pelaksanaan pendidikan belum dapat dikatakan berhasil. Hal inilah yang menyebabkan masalah pemerataan pendidikan sebagai suatu masalah yang paling rumit untuk ditanggulangi.
Permasalahan pemerataan dapat terjadi karena kurang terorganisirnya koordinasi antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, bahkan hingga daerah terpencil sekalipun. Hal ini menyebabkan terputusnya komunikasi antara pemerintah pusat dengan daerah. Selain itu masalah pemerataan pendidikan juga terjadi karena kurang berdayanya suatu lembaga pendidikan untuk melakukan proses pendidikan, ini bisa terjadi karena kontrol pendidikan yang dilakukan pemerintah pusat dan daerah tidak menjangkau daerah-daerah terpencil. Sehingga hal ini akan mengakibatkan mayoritas penduduk Indonesia yang dalam usia sekolah, tidak dapat mengenyam pelaksanaan pendidikan yang sempurna sebagaimana yang diharapkan.
Permasalahan pemerataan pendidikan dapat ditanggulangi dengan menyediakan fasilitas dan sarana belajar bagi setiap lapisan masyarakat yang wajib mendapatkan pendidikan. Pemberian sarana dan prasrana pendidikan yang dilakukan pemerintah sebaiknya dikerjakan setransparan mungkin, sehingga tidak ada oknum yang dapat mempermainkan program yang dijalankan tersebut.
b.      Mutu dan Relevansi Pendidikan
            Mutu sama halnya dengan memiliki kualitas dan bobot. Jadi pendidikan yang bermutu yaitu pelaksanaan pendidikan yang dapat menghasilkan tenaga profesional sesuai dengan kebutuhan negara dan bangsa pada saat ini. Sedangkan relevan berarti bersangkut paut, kait mangait, dan berguna secara langsung.
            Sejalan dengan proses pemerataan pendidikan, peningkatan mutu untuk setiap jenjang pendidikan melalui persekolahan juga dilaksanakan. Peningkatan mutu ini diarahkan kepada peningkatan mutu masukan dan lulusan, proses pembelajaran, guru, sarana dan prasarana, serta anggaran yang digunakan untuk menjalankan pendidikan.
            Rendahnya mutu dan relevansi pendidikan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor terpenting yang mempengaruhinya adalah mutu proses pembelajaran yang belum mampu menciptakan proses pembelajaran yang berkualitas. Hasil-hasil pendidikan juga belum didukung oleh sistem pengujian dan penilaian yang melembaga dan independen sehingga mutu pendidikan tidak dapat dimonitor secara objektif dan teratur. Uji banding antara mutu pendidikan suatu daerah dengan daerah lain belum dapat dilakukan sesuai dengan yang diharapkan. Sehingga hasil-hasil penilaian pendidikan belum berfungsi untuk penyempurnaan proses dan hasil pendidikan.
            Selain itu, kurikulum sekolah yang terstruktur dan bersyarat menjadikan proses belajar menjadi kaku dan tidak menarik. Pelaksanaan pendidikan seperti ini tidak mampu memupuk kreatifitas siswa untuk belajar secara efektif. Sistem yang berlaku pada saat sekarang ini juga tidak mampu membawa pendidik untuk melakukan pembelajaran serta pengelolaan belajar menjadi lebih inovatif.
            Akibat dari pelaksanaan pendidikan tersebut adalah menjadikan sekolah cenderung kurang fleksibel dan tidak mudah berubah seiring dengan perubahan waktu dan masyarakat. Pada pendidikan tinggi, pelaksanaan kurikulum ditetapkan pada penentuan cakupan materi yang ditetapkan secara terpusat, sehingga perlu dilaksanakan perubahan kearah kurikulum yang berbasis kompetensi, dan lebih peka terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
            Rendahnya mutu dan relevansi pendidikan juga disebabkan oleh rendahnya kualitas tenaga pengajar. Penilaian dapat dilihat dari kualifikasi belajar yang dapat dicapai oleh guru dan dosen tersebut. Dibanding negara berkembang lainnya, maka kualitas tenaga pengajar pendidikan tinggi di Indonesia memiliki masalah yang sangat mendasar. Melihat permasalahan tersebut, maka dibutuhkanlah kerja sama antara lembaga pendidikan dengan berbagai organisasi masyarakat. Pelaksanaan kerja sama ini dapat meningkatkan mutu pendidikan. Dapat di lihat jika suatu lembaga tinggi melakukan kerja sama dengan lembaga penelitian atau industri, maka kualitas dan mutu dari peserta didik dapat ditingkatkan, khususnya dalam bidang akademik seperti  tekonologi industri.


c.       Efisiensi dan Efektifitas Pendidikan
            Sesuai dengan pokok permasalahan pendidikan yang ada selain sasaran pemerataan pendidikan dan peningkatan mutu pendidikan, maka ada satu masalah lain yang dianggap penting dalam pelaksanaan pendidikan yaitu efisiensi dan efektifitas pendidikan. Permasalahan efisiensi pendidikan dipandang dari segi internal pendidikan, maksud dari efisiensi adalah apabila sasaran dalam bidang pendidikan dapat dicapai secara efisien atau berdaya guna. Artinya pendidikan akan dapat memberikan hasil yang baik dengan tidak menghamburkan sumber daya yang ada seperti uang, waktu, tenaga dan sebagainya.
            Pelaksanaan proses pendidikan yang efisien adalah apabila pendaya gunaan sumber daya seperti waktu, tenaga dan biaya tepat sasaran, dengan lulusan dan produktifitas pendidikan yang optimal. Sekarang ini, pelaksanaan pendidikan di Indonesia jauh dari efisien, dimana pemanfaatan segala sumber daya yang ada tidak menghasilkan lulusan yang diharapkan. Contohnya saja banyak pengangguran di Indonesia dikarenakan kualitas dan mutu pendidikan yang telah mereka peroleh. Pendidikan yang mereka peroleh tidak menjamin mereka untuk mendapat pekerjaan sesuai dengan jenjang pendidikan yang mereka jalani.
            Pendidikan yang efektif adalah pelaksanaan pendidikan dimana hasil yang dicapai sesuai dengan rencana atau program yang telah ditetapkan sebelumnya. Jika rencana belajar yang telah dibuat oleh dosen dan guru tidak terlaksana dengan sempurna, maka pelaksanaan pendidikan tersebut tidak efektif.
            Tujuan dari pelaksanaan pendidikan adalah untuk mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sedini mungkin, terarah, terpadu dan menyeluruh melalui berbagai upaya.  Dari tujuan tersebut, pelaksanaan pendidikan Indonesia menuntut untuk menghasilkan peserta didik yang memeiliki kualitas SDM yang baik untuk menghadapi segala perubahan yang terjadi di lingkungan sekitar atau pun dunia. Ketidakefektifan pelaksanaan pendidikan tidak akan mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas. Melainkan akan menghasilkan lulusan yang tidak diharapkan. Keadaan ini akan menghasilkan masalah lain seperti pengangguran.
            Penanggulangan masalah pendidikan ini dapat dilakukan dengan peningkatan kulitas tenaga pengajar. Jika kualitas tenaga pengajar baik, bukan tidak mungkin akan meghasilkan lulusan atau produk pendidikan yang siap untuk menghadapi dunia kerja. Selain itu, pemantauan penggunaan dana pendidikan dapat mendukung pelaksanaan pendidikan yang efektif dan efisien. Kelebihan dana dalam pendidikan lebih mengakibatkan tindak kriminal korupsi dikalangan pejabat pendidikan. Pelaksanaan pendidikan yang lebih terorganisir dengan baik juga dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi pendidikan. Pelaksanaan kegiatan pendidikan seperti ini akan lebih bermanfaat dalam usaha penghematan waktu dan tenaga.
2.      Masalah Pendidikan di Daerah Terpencil di Indonesia
            Pendidikan merupakan bagian yang sangat penting untuk perkembangan suatu negara. Pendidikan menyiapkan sumber daya manusia yang nantinya akan meneruskan dan memajukan suatu negara. Kita tahu Indonesia merupakan negara yang sangat kaya akan Sumber Daya Alam (SDA), namun sumber daya alam itu akan sia-sia atau tidak dapat di manfaatkan sebaik mungkin jika Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki tidak dapat dipergunakan untuk mengelolah SDA yang ada. Pembentukan atau penciptaan sumber daya manusia yang bermutu tergantung pada sistem dan penerapan pendidikan. Di Indonesia masih banyak masalah-masalah mengenai pendidikan yang sampai sekarang belum bisa diselesaikan terutama di daerah-daerah terpencil, rendahnya kualitas dan mutu pendidikan inilah yang harus segera diatasi.


Berikut ini adalah masalah pendidikan di daerah-daerah terpencil di Indonesia:
a.      Rendahnya sarana dan prasarana fisik di  Indonesia
            Sekarang ini masih banyak kasus sekolah-sekolah yang tidak layak pakai, misalnya saja atap sekolah yang sudah hampir roboh, dinding sekolah yang sudah retak, meja dan bangku yang di gunakan peserta didik hampir patah. Hal ini sangat ironis bila melihat anggaran pendidikan yang ada di Indonesia sekarang ini jauh melebihi cukup untuk  mendukung sarana dan prasarana di sekolah-sekolah untuk menjadikan sekolah-sekolah khususnya di daerah terpencil menjadi lebih baik dan sempurna. Namun, kemanakah anggaran-anggaran tersebut?.
            Permasalahan lainnya adalah kurangnya ketersediaan alat-alat dan sarana yang mendukung pendidikan seperti perpustakaan sekolah, laboratorium sekolah dan ruang kelas yang cukup. Jika di bandingkan dengan keadaan pemerintah pusat dan daerah, justru gedung DPR, gedung Walikota atau gedung pemerintahan lainnya dengan bangga berdiri kokoh dan sangat megah di tengah-tengah perkotaan, sedangkan sekolah-sekolah di daerah terpencil sama sekali tidak  diperhatikan.  Sementara untuk Ujian Nasional pemerintah pusat menuntut agar nilai-nilai yang di capai harus sesuai dengan yang di tentukan, bagaimana peserta didik di daerah  terpencil bisa atau sanggup untuk mencapai nilai-nilai yang telah di tentukan pemerintah  pusat sedangkan sarana dan prasarana pendidikan mereka tidak mendukung.
b.      Kurangnya pemerataan pendidikan di Indonesia
            Tidak semua daerah di Indonesia memiliki gedung sekolah, pengajar, dan sarana pendidikan yang sama, sama disini maksudnya adalah dari segi kualitas dan kuantitasnya. Bagi sebagian orang pendidikan merupakan hal yang biasa, namun berbeda dengan orang-orang yang tinggal di daerah terpencil di Indonesia, pendidikan merupakan kebutuhan yang mewah dan sangat berharga. Hal ini dikarenakan untuk mencukupi atau bisa mengenyam pendidikan di perlukan biaya yang mahal karena di daerah tersebut sekolah masih sedikit atau jarang. Hal ini karena sistem yang ada di Indonesia memfokuskan pendidikan di wilayah-wilayah yang potensial saja atau di wilayah-wilayah yang dapat di jangkau pemerintah pusat maupun daerah. Hal ini yang kemudian mengakibatkan kesenjangan di dalam pendidikan itu sendiri dan membuat dunia pendidikan di Indonesia semakin memburuk.
            Selain itu, kesempatan memperoleh pendidikan masih terbatas pada tingkat sekolah dasar (SD) karena hanya tingkat pendidikan itu sajalah yang tersedia di daerah-daerah terpencil. Sementara itu layanan pendidikan usia dini masih sangat terbatas, karena  kegagalan pembinaan usia dini nantinya tentu akan menghambat pengembangan sumber daya manusia secara keseluruhan. Oleh karena itu diperlukan kebijakan dan strategi pemerintah dalam pemerataan pendidikan yang tepat untuk mengatasi masalah ketidakmerataan pendidikan agar  pendidikan di Indonesia tidak  semakin memburuk.
c.       Masih rendahnya kesejahteraan guru
            Salah satu bagian penting yang berperan dalam kemajuan pendidikan didaerah terpencil  adalah guru, kesejahteraan guru berdampak pada mutu pengajaran yang ada. Sekarang ini masih banyak guru yang mengabdikan dirinya di daerah terpencil yang dibayar dengan upah yang kurang layak bahkan sama sekali tidak mendapat upah. Meskipun banyak anggapan profesi guru merupakan profesi yang enak namun banyak guru di Indonesia khususnya di daerah terpencil yang masih menerima gaji yang tidak sesuai, apa lagi guru honorer dan guru bantu. akibatnya para guru kurang bersemangat dalam mengajar, datang dan pulang sekolah seenaknya. Ada juga yang menjalani profesi sampingan seperti memberi les pada sore hari, mengajar di sekolah lain, pedagang buku/LKS, dan sebagainya. Akhirnya nasip peserta didik terabaikan.

d.      Rendahnya prestasi siswa
            Prestasi siswa sangat menentukan kemajuan dan mutu pendidikan di Indonesia. Namun yang sangat disayangkan terjadi sekarang ini adalah rendahnya prestasi yang diraih pelajar Indonesia. Masih kurangnya kesadaran akan pentingnya pendidikan adalah faktor utama, kurangnya semangat belajar, budaya mencontek, dan copy-paste merupakan penyebab kurangnya daya kreatifitas yang dimiliki anak.
            Rendahnya prestasi siswa di daerah terpencil juga disebabkan  karena sarana dan prasarana yang tidak mendudung sebagaimana yang telah penulis bahas sebelumnya. Mulai dari tempat untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang tidak layak di gunakan, serta kurangnya kesejahteraan guru yang memberi dampak besar bagi peserta didik.

B.     SOLUSI MASALAH PENDIDIKAN  DI DAERAH TERPENCIL DI INDONESIA
            Masalah pendidikan di daerah terpencil di Indonesia merupakan masalah yang sangat memprihatinkan yang perlu di perhatikan oleh pemerintah pusat maupun daerah.
Adapun solusi dari masalah pendidikan di Indonesia terutama di daerah terpencil sebagai berikut:
1.      Rendahnya sarana dan prasarana fisik di Indonesia
            Sarana dan prasarana merupakan salah satu pendukung dalam dunia pendidikan, yang dapat membuat suatu sekolah menjadi berkualitas dan bermutu. Ruang-ruang kelas yang menjamin berjalannya proses belajar mengajar dengan baik, meja dan bangku yang layak digunakan, serta sarana dan prasarana laboratorium yang mendukung. Hal ini tentunya   menjadi tanggung jawab bersama seluruh lapisan masyarakat dan pemerintah, masyarakat dan pemerintahan harus saling mengkoreksi. Pemerintah seharusnya lebih memperhatikan sarana pendidikan dan memberikan anggaran yang sesuai dengan peraturan yang ada, bukan anggaran yang di peruntukkan membangun dunia pendidikan digunakan untuk hal-hal yang sama sekali tidak berkaitan dengan dunia pendidikan dan malah merugikan dunia pendidikan. Dan masyarakat bertugas mengawasi agar tidak ada kecurangan atau korupsi di dalam penyaluran dana tersebut. Semua pihak harus bekerja sama untuk membuat lingkungan pendidikan yang bermutu, yang selalu ada kemajuan dari waktu-kewaktu agar pendidikan di Indonesia semakin baik dan terhindar dari keterpurukan.
2.      Kurangnya pemerataan pendidikan di Indonesia
Pemerintah harus memperbaiki sistem pendidikan yang ada, pemerintah harus melakukan pogram pemerataan pendidikan di seluruh wilayah Indonesia tanpa terkecuali. Program pemerataan pendidikan tersebut antara lain membangun sekolah-sekolah di daerah terpencil, menyalurkan tenaga didik ke daerah terpencil, dan melengkapi sarana dan prasarana di daerah tersebut. Kemudian juga mengadakan sosialisasi tentang pentingnya pendidikan untuk anak-anak.
3.      Masih rendahnya kesejahteraan guru
Guru merupakan acuan dalam mengajar agar peserta didiknya dapat berprestasi dengan baik di masa yang akan datang. Agar guru dapat fokus pada tugasnya, tentunya harus meningkatkan kesejahteraan guru dengan memberikan gaji dan tunjangan yang sesuai sehingga guru tidak mencari profesi lain untuk memenuhi kebutuhannya.
4.      Rendahnya prestasi siswa
Untuk meningkatkan daya kreatifan peserta didik dan  terhindar dari budaya copy-paste guru harus dapat menumbuhkan semangat belajar peserta didiknya dengan metode belajar sambil bermain atau belajar yang mengasikan, dan sebagainya. Kemudian proses belajar juga harus disesuaikan dengan minat dan bakat siswa agar belajar lebih maksimal. Meningkatkan kreatifitas peserata didik juga, guru dapat memberikan apresiasi kepada hasil karya original. Tentunya semua itu dapat di wujudkan jika ada dukungan dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Dukungan tersebut dapat berupa melengkapi sarana dan prasarana sekolah, menambah tenaga pengajar di daerah terpencil, dan tentunya dengan meningkatkan kesejahteraan pendidik di daerah-daerah terpencil.












BAB 3
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
            Paparan ide dan penjelasan diatas merupakan bagian terkecil realitas yang ada di bangsa kita yang perlu diberikan ruang khusus dan perhatian dari pemerintah pusat hingga ke daerah, juga seluruh lapisan masyarakat. Karena bagaimanapun generasi-generasi muda berikutnya juga berhak mendapatkan pendidikan yang layak. Pendidikan di daerah terpencil memang masih sangat rendah bila di bandingkan dengan kualitas pendidikan di daerah-daerah yang mudah terpantau langsung oleh pemerintahan pusat maupun daerah.
Hal-hal yang menyebabkan rendahnya kualitas dan mutu pendidikan di daerah terpencil di Indonesia yaitu:
a.       Rendahnya sarana dan prasarana fisik,
b.      Kurangnya pemerataan pendidikan,
c.       Masih rendahnya kesejahteraan guru,
d.      Rendahnya prestasi siswa.
Hal-hal tersebut hanya bisa diatasi dengan adanya kerja sama antara pemerintahan dengan seluruh lapisan masyakarat untuk meningkatkan kualitas dan  mutu pendidikan di daerah terpencil, adanya perubahan paradigma dan pola pikir masyarakat, peningkatan sarana dan prasarana fisik pendidikan di daerah terpencil, pemerataan akses pendidikan, meningkatkan kesejahteraan guru, dan kesadaran dari para peserta didik untuk mencapai prestasi sebaik mungkin.

B.     SARAN
            Era globalisasi selalu menuntut adanya perubahan yang terjadi dalam dunia pendidikan nasional untuk menjadi lebih baik sehingga mampu bersaing dalam segala bidang. Cara yang dapat dilakukan bangsa Indonesia untuk menghadapi perkembangan dunia di era globalisasi agar tidak semakin ketinggalan dari negara-negara lain adalah dengan meningkatkan mutu dan kualitas pendidikannya terutama di daerah-daerah terpencil. Peningkatan mutu dan kualitas pendidikan di daerah terpencil tentunya harus ada kerja sama seluruh lapisan masyarakat. Bagi pemerintah pusat dan daerah harus memantau secara langsung bagaimana dan sampai dimana proses pembelajaran yang terjadi di daerah-daerah terpencil dan memberikan anggaran untuk pembangunan dan melengkapi sarana dan prasarana sekolah. Bagi masyarakat, teruslah mendukung upaya-upaya yang dilakukan pemerintah untuk membangun pendidikan di daerah terpencil. Bagi para pendidik, teruslah mendukung peserta didik dalam kegiatan belajarnya. Dan bagi peserta didik, teruslah belajar untuk meraih cita-cita dan membawa bangsa Indonesia menjadi lebih baik.
            Dengan demikian, mutu dan kualitas pendidikan akan terus meningkat. Meningkatnya mutu dan kualitas pendidikan berarti sumber daya manusia yang terlahir akan semakin baik dan mampu membawa bangsa Indonesia bersaing secara sehat dalam segala bidang di dunia internasional.



DAFTAR PUSTAKA
N.K, Roestiyah. 1986. Masalah-Masalah Ilmu Keguruan. Jakarta: PT. Bina Aksara.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI). Pusat Bahasa Edisi ke 4 Tahun 2008.
Ben. 19 April 2012. Online Magezine For Flores Culture and Society.
Kurniawan, Widi. 02 Mei 2012. Kisah Ibu Lastri. Melalui http:// edukasi.kompasiana.com /2012/05/02/ melongok-wajah-pendidikan-di-daerah-terpencil /.

Hadi, Kamila, N. 2012. Penuhi Hak Pendidikan Anak di Daerah Pedalaman. Melalui http:// pendidikankita.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar